Kamis, 07 Agustus 2014

Ekstrakurikuler SMA ( studi )

PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SMA ) PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH 36,22,14 (STUDI KASUS DI SMA) ABSTRAK Duabelas, Kelompok. 2010. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah (Studi kasus di SMA). Laporan Observasi, Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dra. Djum Djum Noor Benty, M. Pd, pembimbing (II) R. Bambang Sumarsono, S.Pd, M.Pd Kata kunci: kegiatan ekstrakurikuler, sekolah, manajemen. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia, pada dasarnya pendidikan di sekolah maupun madrasah bertujuan untuk mengembangkan aspek-aspek kemanusiaan peserta didik secara utuh, yang meliputi aspek kedalaman spiritual, aspek perilaku, aspek ilmu pengetahuan dan intelektual, dan aspek keterampilan, tuntutan akan ketersediaan sumber daya manusia semakin tinggi. Dengan demikian, kualitas yang memadai dan output merupakan sesuatu yang harus dihasilkan oleh sekolah maupun madrasah sebagai satuan pendidikan yang tujuan dasarnya adalah menyiapkan manusia-manusia berkualitas, baik secara intelektual, integritas, maupun perannya dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, baik sekolah maupun madrasah harus membekali dirinya dengan kurikulum yang memadai. Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses bvelajar mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, observer melakukan observasi di Sekolah Menengah Atas (SMA). observasi ini bertujuan untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA, diantaranya mengetahui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Kristen Petra Malang, mengetahui cara pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang, mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA, mengetahui perkembangan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA. Observasi ini menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan informasi dari narasumber secara langsung. Adapun narasumber yang menjadi sasaran wawancara adalah kepala SMA, Wakil Kepala SMA bagian kesiswaan, serta guru pembimbing kegiatan ekstrakurikuler. Hasil observasi menunjukkan bahwa SMA melaksanakan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya tata boga, tata busana, Karya Ilmiah Remaja (KIR), internet, listrik, kayu, Kebaktian Siswa Islam (KSI) dan olahraga (fulsal, bola voli, dan basket). Dari beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA tersebut, terdapat kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa, yaitu KSK khusus bagi siswa nasrani, tata busana dan tata busana khusus bagi siswa putri, dan listrik khusus bagi siswa putra. Anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA diperoleh dari para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut, sedangkan pengelolaan anggarannya dilakukan oleh bendahara sekolah untuk mengatur keluar masuknya keuangan. Dalam pelaksanaannya siswa dikelompok-kelompokkan menjadi bgbeberapa kelompok yang satu kelompoknya terdiri dari lima siswa. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA dilakukan oleh wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, sedangkan penanggungjawab masing-masing kegiatan ekstrakurikuler adalah guru pembimbing masing-masing kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Berdasarkan hasil observasi, disarankan: (1) semua siswa yang ada di SMA wajib untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya, (2) sekolah lebih sering menampilkan bakat siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dalam ajang-ajang perlombaan agar siswa lebih aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, (3) sekolah harus mampu mengembangkan bakat yang dimiliki oleh semua siswa. KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala hidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini tepat waktu. Laporan observasi yang berjudul “Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah (Studi Kasus di SMA )” dibuat guna memenuhi tugas akhir matakuliah Manajemen Peserta Didik. Dalam penyusunan laporan observasi ini, penyusun tidak akan dapat menyelesaikannya tanpa ada pihak-pihak yang membantu. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan 2. Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M. Pd selaku pembimbing I matakuliah Manajemen Peserta Didik 3. Bapak R. Bambang Sumarsono, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II matakuliah Manajemen Peserta Didik 4. Ibu Dra. I. Sri Purwaningrum selaku Kepala SMA yang telah memberi ijin untuk melakukan observasi di sekolah beliau 5. Ibu Elisa Piindari, S.Pd selaku Wakasek kesiswaan SMA yang telah bersedia menjadi narasumber dalam pelaksanaan observasi 6. Bapak/Ibu guru pembimbing kegiatan ekstrakurikuler, serta siswa siswi SMA yang telah bersedia untuk diwawancarai 7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan observasi ini. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Kandangan, Nopember 2014 Penyusun DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Surat permohonan ijin observasi dari kampus 2. Surat keterangan observasi dari SMA. 3. Profil SMA. 4. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler SMA. 5. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler Kebaktian Siswa Islam 6. Program kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja 7. Analisis masalah ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja 8. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler KIR 9. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler listrik dan kayu 10. Analisis masalah kegiatan ekstrakurikuler listrik dan kayu 11. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler listrik dan kayu 12. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler OSIS 13. Perencanaan kegiatan ekstakurikuler internet 14. Analisis masalah kegiatan ekstrakurikuler internet 15. Dokumentasi BAB I PENDAHULUAN 1. A. Latar Belakang Belajar, khususnya dalam pendidikan, bukanlah sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai fakta. Tetapi lebih dari itu, belajar adalah mengolah daya penalaran peserta didik sebagai bekal dasar bagi setiap warga Negara yang bertanggug jawab. Teori belajar mengatakan kepada kita bahwa proses belajar tidak terjadi dalam ruang kosong. Data ilmu pengetahuan hanya dapat diserap dalam kaitannya dengan dunia nyata, terutama bagi peserta didik muda di bangku pendidikan dasar. Di lingkungan sekolah, peserta didik merupakan unsur inti kegiatan pendidikan, karena itu jika tidak ada peserta didik, tentunya tidak akan ada kegiatan pendidikan. Lebih-lebih di era persaingan antar lembaga pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang, sekolah harus berjuang secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan peserta didik. Tidak sedikit lembaga pendidikan yang mati karena kehabisan peserta didik. Bahkan ada ketua yayasan pendidikan yang megatakan bahwa mencari peserta didik jauh lebih sulit daripada mencari guru baru. Dikatakannya untuk mandapatkan guru baru cukup membuka lamaran, sehari sudah banyak yang datang. Sedangkan untuk mencari peserta didik, belum tentu dengan mengedarkan brosur dan memasang sepanduk peserta didik akan datang. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kegiatan pendidikan di era persaingan ini, peserta didik merupakan unsur utama yang dimenej dan dihargai martabatnya tak jauh berbeda dengan pembeli/konsumen dalam dunia usaha. Manajermen peserta didik merupakan suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik itu masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Dalam hal ini yang diatur secara langsung oleh pihak sekolah adalah segi-segi lain yang berkaitan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik. Tujuan umum manajemen peserta didik adalah megatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Suatu sekolah terus mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimiliki oleh peserta didik. Sekolah bisa memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi tersebut. Sedangkan pengertian ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi, dan dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa. Misalnya saja olahraga, kesenian, dan berbagai macam ketrampilan serta kepramukaan. Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui kegiatan pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, penyusun melakukan observasi di SMA. Dan observasi tersebut diberi judul “Pegelolaan Ekstrakurikuler di Sekolah (Studi Kasus di SMA )”. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan di SMA dapat diketahui bahwa peningkatan kualitas lulusan SMA tidak hanya dilakukan dengan cara belajar terus menerus di dalam kelas, melainkan di SMA ini sudah menyediakan wadah yang dapat menampung bakat dan minat peserta didik. Yaitu kegiatan ekstrakurikuler, dimana kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di SMA adalah pada sore hari. 1. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, fokus permasalahan yang diteliti dalam rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA ? 2. Bagaimana pelaksanaa kegiatan ekstrakurikuler di SMA ? 3. Apa saja macam-macam kegiatan ekstrakurikuler di SMA ? 4. Bagaimana keterlibatan peserta didik, guru dan orang tua dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA ? 1. C. Tujuan Observasi Mengacu kepada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA. 3. Untuk mengetahui macam-macam kegiatan ekstrakurikuler di SMA. 4. Untuk mengetahui keterlibatan peserta didik, guru dan orang tua dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA 1. D. Manfaat Observasi Hasil observasi ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMA ini merupakan kegiatan yang bisa menumbuhkembangkan potensi serta menyalurkan bakat dan minat peserta didik. Karena pada ekstrakurikuler tersebut banyak ketrampilan-ketrampilan yang diajarkan, sehingga sangat berguna bagi perkembangan serta potensi yang dimiliki peserta didik. BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. A. Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar-mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya. 1. 1. Pengertian Ekstrakurikuler Kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk paggi, dan dilaksanakan pada pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Kegiatan ekstrakurikuler ini sering dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, dan berbagai kegiatan keterampilan dan kepramukaan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan sekolah yang dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimilikinya yang dilakukan di luar jam pelajaran normal. Adapun yang dimaksud dengan manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan. 1. 2. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta 1. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya 2. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas 3. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri 4. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif terhadap permasalahan sosial keagamaan 5. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil 6. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal. 1. 3. Sasaran dan Prinsip Pelaksanaan Sasaran kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh peserta didik di sekolah, madrasah, maupun lembaga-lembaga pendidikan nonformal lainnya, seperti pesantren. Pengelolaannya diutamakan ditangani oleh peserta didik itu sendiri, dengan tidak menutup kemungkinan bagi keterlibatan guru atau pihak-pihak lain jika diperlukan sebagai pembimbing. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan di luar jam pelajaran atau di luar kelas. Kegiatan ini sebaiknya juga dilakukan lintas kelas. Namun untuk hal-hal tertentu yang berkaitan dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di kelas, maka kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dan diikuti secara tertib oleh mereka yang satu kelas dan satu tingkat. Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler juga perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik serta tuntutan-tuntutan lokal dimana sekolah maupun madrasah berada. Sehingga ,elalui kegiatan yang diikutinya, peserta didik mampu belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang berkembang di lingkungannya dengan tetap tidak melupakan masalah-masalah global tertentu saja yang juga harus pula diketahui oleh peserta didik. 1. 4. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah diantaranya sebagai berikut: 1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Organisasi siswa di kelas merupakan tanggung jawab wali kelas masing-masing, meskipun tanggung jawab terakhir tetap ada di tangan kepala sekolah. Organisasi siswa di kelas pada umumnya sekedar disebut pengurus kelas dengan seorang ketua kelas dilengkapi dengan beberapa pengurus yang lain sesuai dengan keperluan, seperti wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Berikutnya melalui pengurus kelas dapat dilakukan musyawarah untuk membentuk pengurus siswa di sekolah berupa pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Pengurus kelas dan OSIS dalam lingkup masing-masing harus dibina oleh kepala sekolah agar mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi semua siswa. Melalui OSIS dapat disalurkan berbagai inisiatif, kreativitas, dan kemampuan memimpin dapat dikembangkan. Disamping itu, organisasi tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk mengembangkan proses belajar-mengajar agar tujuan utama orang tua dan siswa sendiri tidak disaingi oleh kegiatan-kegiatan yang dapat menghambat pencapaian tujuan berupa keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk membuat dua kepentingan yang pada dasarnya sejalan tetapi kerap juga saling mendesak itu menjadi harmonis, diperlukan kebijakan wali kelas dan kepala sekolah serta guru-guru dalam memimpin, mengarahkan, dan membimbing siswa. Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah nilai berorganisasi, antara lain: pengalaman memimpin, pengalaman bekerja sama, hidup demokratis, berjiwa toleransi, dan pengalaman mengendalikan organisasi. Sedangkan fungsi OSIS adalah fungsi pembinaan siswa, tujuannya agar siswa nantinya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna. Dengan demikian, pembinaan siswa meliputi pembentukan kepribadian dan sikap, pembentukan pengetahuan, dan pembentukan keterampilan. Menurut Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang (1989:126) secara umum, tujuan OSIS dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa pancasila, kepribadian luhur, moral yang tinggi, berkecakapan serta memiliki pengetahuan yang siap untuk diamalkan 2) Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar menjadi warga yang mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanahy air dan bangsanya 3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di sekolah dalam satu wadah OSIS 4) Menghindari siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mencagah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta kepentingan suatu golongan (dalam usaha peningkatan ketahanan sekolah). 1. Pramuka Sekolah Dalam suatu sekolah diperlukan suatu situasi yang memungkinkan siswa mendapat kesempatan mengembangkan diri dengan program dan kegiatan yang bersifat nonformal. Salah satu bentuknya dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan pramuka sekolah yang diselenggarakan di luar jam belajar. Dengan demikian, kegiatan pramuka memungkinkan sekolah membantu siswa menggunakan dan mengisi waktu senggangnya secara berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan masing-masing. Dengan demikian kegiatan pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan nonformal yang keanggotaannnya bersifat sukarela. Untuk itu kepala sekolah dan guru perlu melakukan usaha dalam menyadarkan dan mendorong siswa agar bersedia menjadi anggota pramuka di sekolahnya. Untuk mewujudkan kegiatan pramuka secara kontinu dan berdaya guna, setiap kepala sekolah perlu melakukan kegiatan pengendalian, antra lain: 1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai pembina pramuka yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah 2) Mengusahakan agar para pembina pramuka mendapat penataran atau Kursus Mahir Dasar (KMD) dan Kursus Mahir Lanjutan (KML) 3) Melakukan koordinasi dengan kwartir daerah pramuka atau kwartir cabang untuk membentuk Gugus Depan (Gudep) di sekolah 4) Ikut serta sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) dan tidak segan-segan untuk berpakaian pramuka 5) Membantu mengadakan alat kelengkapan gudep dan bahkan alat kelengkapan pramuka secara perseorangan melalui kerja sama dengan koperasi sekolah 6) Menyediakan diri untuk mendiskusikan program pramuka dan secara berkala mengontrol pelaksanaannya 7) Mendorong agar terwujud kerja sama dengan gugus depan dari sekolah lain. Perhatian dan kesediaan kepala sekolah untuk ikut serta dalam kegiatan pramuka sekolah sangat besar pengaruhnya pada kelangsungan gugus depan yang sudah dibentuk. Kepala sekolah harus berusaha agar pelaksanaan pramuka di sekolahnya tidak sekedar sebagai kegiatan musiman, yang sekali waktu muncul dan untuk jangka waktu yang lama tenggelam. Namun kepala sekolah sedapat mungkin mengusahakan dan memrogramkan pramuka menjadi kegiatan yang bersifat kontinu dan berkesinambungan. 1. Olahraga dan Kesenian Sekolah Olahraga dan kesenian sebenarnya sudah diselenggarakan dalam bentuk bidang studi yang disediakan jam pelajaran khusus. Namun untuk mewujudkan kedua bidang tersebut di luar jam pelajaran, setiap kepala sekolah sebagai pemimpin perlu menaruh perhatian, meskipun mungkin secara pribadi kurang tertarik pada salah satu atau kedua bidang tersebut. Perhatian itu dimanifestasikan dalam usaha melakukan pengendalian pelaksanaannya antara lain: 1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai penanggungjawab pelaksanaannya (koordinator bidang) yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah 2) Mengusahakan agar para guru yang bersangkutan mendapat kesempatan mengikuti penataran atau kursus-kursus mengenai bidang tersebut 3) Membantu mengadakan alat kelengkapan yang diperlukan. Diharapkan dengan kegiatan yang bersifat nonformal seperti olahraga dan kesenian ini, sekolah dapat mewujudkan hubungan manusia yang intensif. Siswa belajar menghormati keberhasilan orang lain, bersikap sportif, berjuang untuk mencapai suatu prestasi secara jujur, dan lain sebagainya. 1. Majalah Sekolah Selain kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas, ada juga kegiatan yang bisa memuat karya siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya sering disebut dengan majalah sekolah. Majalah sekolah dapat dapat memuat berbagai karya siswa berupa prosa atau puisi dan berita-berita mengenai kehidupan sekolah. Disamping itu majalah sekolah juga dapat digunakan untuk memuat aspirasi-aspirasi siswa, termasuk saran-sarannya mengenai kehidupan sekolah. Di pihak lain, guru juga dapat memanfaatkannya untuk kepentingan menyampaikan materi-materi yang telah disampaikannya melalui proses belajar-mengajar. Materi-materi itu mungkin pula berupa pengetahuan praktis untuk meningkatkan keterampilan siswa. Kepala sekolah dapat juga memanfaatkan majalah sekolah untuk menyampaikan berbagai peraturan dan penjelasan-penjelasan serta nasihat kepada siswa. Sedangkan bagi orang tua siswa, majalah sekolah berfungsi untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan dan kemajuan sekolah tempat anak-anak belajar. Dengan demikian tidak mustahil timbul hasrat untuk membantu sekolah, jika menemukan sesuatu yang dipandangnya patut dibantu demi kepentingan siswa. Jelas bahwa majalah sekolah memungkinkan berlangsungnya komunikasi tertulis untuk menunjang seluruh program sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada lembaga tersebut. Dalam batas-batas kemampuan yang dimiliki majalah sekolah harus diusahakan agar terbit dalam bentuk yang menarik dan mendorong orang untuk membacanya. Untuk mendorong kontinuitas terbitnya majalah tersebut, bisa saja dipungut biaya dari para siswa namun besarannya tidak memberatkan mereka. Dari uraian di atas jelas bahwa banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari usaha menerbitkan majalah sekolah. Manfaat itu memang tidak dapat ditunjukkan secara fisik (material) karena bersifat abstrak berkaitan dengan aspek psikologis pembacanya. Oleh karenanya, usaha menerbitkan majalah sekolah tidak dapat dikatakan sebagai suatu pemborosan. Kepala sekolah perlu menaruh perhatian yang besar terhadap penerbitan majalah sekolah agar dapat terbit secara kontinu. Di pihak lain guru yang dipercayakan melakukan koordinasi untuk menerbitkan majalah harus berusaha menjalankan tanggung jawab sebaik-baiknya, termasuk juga menjaga agar majalah tersebut tidak disalah gunakan. Dengan kata lain, majalah sekolah harus diusahakan untuk tidak menjadi ajang menantang kebijakan pengembangan sekolah (Nawawi, 1989:185). 1. Palang Merah Remaja (PMR) Palang Merah Remaja (PMR) adalah sebuah wadah atau organisasi pelajar yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pelayanan-pelayanan kesehatan dan medis terhadap para korban atau pasien yang membutuhkan pertolonan, baik di lingkungan internal sekolah maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Peran dan fungsi organisasi ini juga sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), dan dalam banyak hal PMR bekerja sama dengan PMI untuk mengembangkan program-program pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat. Tujuan dikembangkannya kegiatan PMR ini adalah: 1) Membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap dan terampil dalam melakukan pelayanan kesehatan dan medis terhadap masyarakat, khususnya untuk teman di sekolah 2) Membentuk mental dan karakter peserta didik sehingga memiliki kepekaan dan solidaritas sosial yang tinggi serta siap berkorban demi kepentingan orang lain 3) Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan pada diri peserta didik sehingga senantiasa siap berbuat baik dan memberi manfaat kepada sesamanya. Sebagai mitra, abdi dan pelayan masyarakat, PMR bisa melakukan kegiatan-kegiatan antara lain: 1) Melayani masyarakat sekolah maupun masyarakat sekitar kapan dan dimanapun dibutuhkan pada tahap pertolongan pertama 2) Mengadakan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat 3) Mengadakan pelatihan pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat, baik untuk tenaga sukarelawan, anggota PMR sendiri, maupun untuk para peserta didik secara umum 4) Mengadakan penyuluhan dan bimbingan tentang tata cara hidup yang bersih dan sehat serta tata cara pengobatan beberapa penyakit ringan. Dari semua kegiatan di atas, sekolah sebagai pengelola kegiatan pendidikan mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Dan salah satu cara yang dapat dilakukan sekolahn dalam mengembangkan potensi peserta didik adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler. BAB III METODE PENULISAN 1. A. Rancangan Penelitian Untuk melakukan suatu penelitian, harus ditentukan secara cermat dan tepat rancangan atau penelitian apa yang akan digunakan. Karena dengan rancangan tersebut, penelitian akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Selain itu, juga harus memperhatikan teknik-teknik apa saja yang digunakan dalam memperoleh data dan informasi tentang hal-hal yang hendak diteliti. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan terlebih dahulu sebelum penelitian dilaksanakan. Dalam melakukan penelitian atau observasi tentang pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA ini, untuk memperoleh data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah mencari data dengan cara bertanya langsung kepada narasumber secara lisan. Hal ini dipilih oleh peneliti karena data yang diperoleh dapat dibuktikan kebenarannya secara akurat karena diperoleh langsung dari narasumber. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala SMA dan kepada Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bagian kesiswaan, serta kepada guru pembimgbing kegiatan ekstrakurikuler. Dalam wawancara tersebut, peneliti bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ekstrakurikuler yang ada di SMA. Selain wawancara, peneliti juga melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh siswa di SMA, sehingga peneliti dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah tersebut. 1. B. Lokasi Penelitian Penelitian tentang pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini dilakukan di SMA yang berada di Jalan .... Sekolah ini merupakan sekolah yang berbentuk yayasan, yang di dalamnya terdapat jenjang pendidikan mulai dari Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Khusus untuk SMA, saat ini dikepalai oleh Ibu Dra. .... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. A. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Dalam sebuah kegiatan pasti diperlukan adanya pengelolaan agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Soetopo (1989:122) menyebutkan: Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan sore hari, bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan dilakanakan pagi hari, bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Sering kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam ketrampilan dan kepramukaan. Menurut Ibu Elisa selaku wakasek kesiswaan di SMA “ekstrakurikuler adalah kegiatan yang ada di dalam program pengajaran, tetapi dalam pelaksanaannya berada diluar jam pelajaran, pada kegiatan ekstrakurikuler khususnya di SMA ini memberikan lebih pada keterampilan (skill), sebagai bekal bagi peserta didik”. Menurut Ibu I. Sri Purwaningrum selaku kepala sekolah SMA “ekstrakurikuler adalah bentuk pengembangan diri, baik jasmani maupun rohani peserta didik, sedang pelaksanaa kegiatan ekstrakurikuler tersebut dilaksanakan diluar jam pelajaran”. berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan diluar jam pelajaran, serta pelaksanaannya adalah sore hari, pada kegiatan ektrakurikuler ini terdapat guru pembimbing, kegiatan ekstrakurikuler ini berguna untuk megembangkan potensi, bakat, minat, serta kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Menurut Mulyono (2008:188): Pegelolaan kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik, baik berkaita dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA ini dikelola oleh guru-guru dari sekolah sendiri, pemilihan kegiatan ekstrakurikulernya pun juga tidak langsung ditentukan oleh guru-guru tersebut, melainkan terdapat beberapa tahapan, antara lain: 1. Jajak Pendapat Jajak pendapat disini juga melibatkan peserta didik yang aka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut, juga melibatkan pendapat dari guru-guru. Harus dipilih kegitan ekstrakurikuler yang tidak tertinggal oleh kemajuan zaman. Hal ini merupakan tujuan jangka panjang saat melaksankan kegiatan ekstrakurikuler, Sehingga saat pemberian bekal ketrampilan, akan benar-benar bisa tersalurkan, karena masyarakat juga membutuhkannya. Selain tujuan jangka panjang tersebut, kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih juga harus diminati oleh peserta didik, sehingga saat peserta didik mengikulti kegiatan itu akan bersemangat, serta ilmu yang disampaikan akan mudah diterimanya. 1. Masukan dari siswa Siswa dilibatkan secara langsung dalam pengambilan keputusan kegiatan ekstrakurikuler yang bakan dilaksanakan di sekolah ini. Sehingga para siswa memiliki peran yang sangat penting dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam pelaksanaan pemilihan kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan tersebut, para siswa diberi kewsempatan untuk mengutarakan pendapatnya tentang kegiatan ekstrakurikuler apa yang diminati oleh para peserta didik, sehingga kegiatan yang terpilih nantinya dapat dilaksanakan dengan baik karena sesuai dengan pilihan siswa sendiri. 1. Analisis Lingkungan Eksternal Yang dimaksud disini adalah ketrampilan apa yang di butuhkan oleh masyarakat, seperti halnya di SMA ini, karena lokasinya yang berada disekitar pasar maka akan bermanfaat ketika pada sekolah ini terdapat ektrakurikuler listrik dan kayu serta ekstrakurikuler tataboga. Pada ekstrakurikuer listrik dan kayu bisa menghasilkan kerajinan tangan yang bisa dijual di pasar tersebut. Ekstrakurikuler tata boga pada sekolah ini juga telah mampu menghasilkan makanan yang mampu dijual, contonya adalah pembuatan telur asin. Hasil ini sudah mampu dijual dipasar. Hal ini membuktikan bahwa pemilihan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan lingkungan eksternal juga mempengaruhi tingkat kreatifitas peserta didik. Setelah melakukan beberapa tahapan tersebut, barulah pihak sekolah bisa menentukan ekstrakurikuler apa yang akan diadakan, tetapi terdapat juga ekstrakurikuler yang memang sudah diadakan lama di sekolah ini. Selain itu meskipun sekolah ini bercorak kristen, tetapi pihak sekolah tidak pernah membeda-bedakan antara peserta didik yang kristen maupun yang dari agama lain. Tetap terjalin solidaritas yang tinggi di dalam sekolah ini, dan dalam diri peserta didik tersebut. Hal ini terbukti dengan pemberian kesempatan beribadah bagi pesrta didik itu. 1. B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Kegiatan ekstrakurikuler di SMA ini dilaksanakan pada sore hari, yaitu pelaksanaannya setelah pemberian pelajaran tambahan kepada peserta didik. Pemilihan waktu pelaksanaan pada sore hari adalah agar pelaksanaan ekstrakurikuler ini tida mengurangi jam belajar- mengajar peserta didik, sehingga tdak akan mengganggu proses belajar mengajar. Karena pada intinya kegiatan ekstrakurikuer adalah dilaksanakan diluar jam pepelajaran. Pada pelasanaan ekstrakurikuler disekolah ini terdapat pembimbing yang akan mendampingi peserta didik untuk memperoleh ketrampilan-ketrampilan serta kemampuan yang diajarkan pada kegiatan ekstrakurikuler ini. Pendamping pada kegiatan ekstrakurikuler ini adalah guru yang engajar di SMA sendiri.Sehingga pihak sekolah tidak perlu mendatangkan pembimbing dari luar sekolah, karena sudah memiliki guru-guru yang akan mendampingi peserta didik menempuh kegiatan ekstrakurikuler ini. Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler ini pihak sekolah memberikan jadwal, sehingga antara kelas satu dengan lainnya tidak bentrok, juga diatur tingkatan dari peseta didik tersebut, mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikulernya juga tidak hanya dilaksanakan pada hari sbtu saja, melainkan dilaksanakan setiap hari senin sampai dengan hari sabtu. Yang pelaksanaannya setelah pelajaran tambahan. Pelajaran tambahan yang diberikan di SMA ini diberikan setelah jam belahar mengaajar peserta didik. Maksud dan tujuannya adalah supaya peserta didik lebih mendalami mata pelaaran tertentu yang sekirannya pada proses belajar mengajar belum mengerti dan belum paham, maka pada pelajaran tambahan ini guruakan mengulas serta memberikan pendalaman yang lebih kepada peserta didik agar materi pelajaran yang belum terserap dengan sempurna, akan dipahami dan peserta didik juga mampu mnyerap mayeri tersebut. 1. C. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA SMA ini memiliki beberapa ekstrakurikuler yang mampu meningkatkan kemampuan serta potensi yang dimiliki oleh peserta didik, baik kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi jasmani peserta didik dan ada juga kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi rohani peserta didik. Kegiatan ekstrakurikulernya juga ada yang diwajibkan dan juga ada yang pilihan. 1. Kegiatan Ekstrakurikuler yang diwajibkan Pihak sekolah memilih kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang memang harus diikuti oleh peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan peserta didik agar ketrampilan yang dimilikinya barmanfaat dan mampu mebjadi bekal untuknya kedepan, macam kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan adalah sebagai berikut: 1. Tata Busana Kegiatan ekstrakurikuler tata busana ini dilaksaakan selama dua hari, yaitu hari senin dan kamis pukul 14.30 sampai dengan 16.00. Kegiatan ekstrakurikuler ini diwajibkan bagi peserta didik putri. Alasan mengapa SMA ini memilih tata busana menjadi kegiata ekstrakurikuler wajib adalah karena seorang perempuan pada akhirnya memerlukan ilmu ini saat terjun di masyarakat, meskipun peserta didik ini nantinya melanjutkan kuliah tidak pada bidang tata busana, tetapi peserta didik bisa mengambil pengalaman-pengalaman yang dinberikan dari kegiatan ekstrakurikuler ini. Bagi peserta didik yang berada pada taraf ekonomi lemah, dan tidak mampu untuk mellanjutkan seolahnya kejenjang yang lebih tinggi, maka ketrampilan seperti ini sangat di perlukan saat peserta didik ini terun kemasyrakat.Karena meskipun peserta didik ini tidak melanjutkan pendidikan kejenang yang ledbih tinggi, akan tetapi pesereta didik ini memiliki ketrampilan yang berdaya jual dan bisa digunakan untuk menghasilkan uang dari ketrampilan tersebut. Saat pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler ini pun juga di bagi atas ketrampilan-ketrampilan yang harus dimilki oleh peserta didik di SMA Kristen Petra Malang ini berdasarkan tingkatannya. Pembagian ketrampilan nya adalah sebagai berikut: 1) Bagi peserta didik kelas X Pemberian ketrampilan bagi peserta didik yang masih berada di kelas X tidak akan sama dengan peserta didik yang sudah berada pada tingkatan di atasnya. Ketrampilan yang harus dicapai oleh peserta didik ini adalah harus bisa membuat rok sendiri. Pola yang diberikan pun mudah, sehingga peseta didik tidak akan kesulitan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru pendamping ini. 2) Bagi Peserta didik XI Bagi peserta didik yang berada pada tingkatan ini adalah harus bisa membuat kemeja atau hem, tugas yang diberikan lebih sulit dari pada peserta didik yang berada pada tingkatan kelas X. 3) Bagi peserta didik kelas XII Peserta didik didik diberi tugas untuk membuat celana. Ini tugas yang paling sulit, karena tingkatanya sudah banyak, jadi pegalaman yang diperoleh pun uga sudah banyak. Maka tidak apa-apa jika tiugas yang diberikan lebih sulit, yaitu membuat celana Menurut Bu Elisa selaku waka kesiswaan di SMA , peserta didik yang sudah lulus dari sekolah ini diharuska sudah mampu membuat seragam sendiri. 1. Tata Boga Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu selasa dan sabtu. Untuk hari selasa untuk peserta didik kelas XII, sedangkan hari sabtu untuk peserta didik kelas X dan XI. Kegiatan ekstrakurikuler ini diwajibkan bagi peserta didik perempuan, Menurut Bu Elisa selaku waka kesiswaan di SMA ini, seorang perempuan sebagai kodratnya akan menjadi seoarang ibu rumah tangga, maka harus bisa memasak, baik memasak sayur sebagai makanan sehari-hari maupun memasak kue basah dan juga kue kering. Praktek memasaknya pun setiap tingkatan juga berbeda, semakin redah tingkatannya maka praktek yang dilakukan pun juga tidak terlalu sulit, pembagiannya adalah sbagai berikut: 1) Peserta didik kelas X Praktek pada peserta didik pada tingkatan ini adalah lebih ringan yaitu peserta didik hanya dituntut untuk mebuat lauk atau sayur yang biasanya dikonsumsi dalam keseharian, contoh: memasak dengan menu lalapan, membuat sambal, dll 2) Peserta didik kelas XI Prakteknya adalah membuat kue basah, yang dimaksudka disini adalah jenis-jenis kue yang cara pembuatannya dengan cara dikukus. Contohnya: Roti kukus, bolu, putrid ayu, puthu ayu, dll. 3) Peserta didik kelas XII Peserta didik harus bisa membuat kue-kue kering, yang dimaksudkan disini adlah kue yang cara pembuatannya dengan cara di oven, contohnya: nastar, kastengel (kue keju). Setelah peserta didik melakukan praktek pembuatan berbagai menu makanan tersebut, makanan-makanan itu tidak hanya dimakan oleh peserta didik itu sendiri, melainkan guru dan kepala sekolah juga diberi kesempatan untuk menyicipinya. Sehingga setelah praktek, ada beberapa perwakilan kelompok yang mengantarkan makanan ini kepada kepala sekolah dan guru, meskipun tidak dalam jumlah banyak, tetapi sudah bisa untuk dicicipi. Sebelum praktek memasak peserta didik berada di kelas untuk memperoleh materi dari guru pendamping ekstra tersebut. Pelaksanaan nya adalah berkelompok, sehingga peserta didik didik dibentuk dalam kelompo-kelompok, jumlah anggota kelompoknya adalah 5 anak. Untuk dana yang dipakai dalam kegiatan tata boga ini adalah dari iuran tiap kelompok tersebut, ika memang buayanya tidak teralu banyak, maka pihak guru bisa menyumbang sedikit dana untuk kegiatan ini. Besarnya iuran dana adalah disesuaikan dengan menu makanan apa yang akan dimasak oleh peserta didik tersebut.dana yang tersisa bisa dititipkan kepada .... selaku waka kesiswaan, dana itu akan diberikan pada praktek memasak berikutnya. 1. Listrik dan Kayu Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan selama dua hari yaitu hari selasa dan sabtu, untuk hari selasa diperuntukkan peserta didik kelas X. Sedangkan hari sabtu diperuntukkan peserta didik kelas XI dan XII. Kegiatan ini dibimbing oleh .... dan bertempat di ruang ketrampilan. 1) Listrik Kegiatan ektrakurikuler ini diwajibkan bagi peserta didik laki-laki yang berada pada kelas X. Pemberian bekal ketrampilan seperti ini penting sekali, agar kelak saat terun kemasyarakat bisa dimanfaatkan. Selain itu pengetahuan tentang listrik juga digunakan saat peserta didik berada dirumah. 2) Kayu Diberikan bagi peserta didik kelas XI dan XII. Peserta didik diberi ketrampilan untuk membuat tempat untuk tabung reaksi, hasil dari produksi ini bisa dipergunakan untuk kebutuhan laboratorium, sehingga selain mendapatkan ketrampilan tersebut, produksi yang dihasilan juga bisa bermanfaat. Selain itu juga membuat pigora yang dipergunakan untuk mading di SMA ini. 1. Kebaktian Siawa Islam (KSI) Kegiatan ekstrakurikuler ini berhubungan dengan kebutuhan rohani peserta didik. Karena SMA ini bercorak Islam, sehingga bagi peserta didik yang beragama Kristen diwajibkan untuk mengikuti kebaktian yang dilaksnakan setiap hari jum’at. Untuk pendamping dari kegiatan ini diambilkan dari guru yang mengajar di SMA. Banyak manfaat yang diberikan dari kegiatan ini, selain membentuk pesrta didik yang unggul dalam bidang akademik, peseta didik juga ditintut untuk menjadi insane yang beriman dan mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban nya sesuai dengan kepercayaa atau agama yang dianut. 1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan Peserta didik di SMA ini juga diberi kesempatan untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler apa yang diminati dan ingi diikuti, selain kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibka oleh pihak sekolah. Beberapa macam kegiatan ekstrakurikuler yang bisa menjadi pilihan oleh peserta didik di SMA ini adalah sebagai berikut: 1. Internet Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan setiap hari rabu pukul 14.00-15.30. dan dibimbing oleh ..... dan bertempat di laboratorium komputer. Kegiatan ekstrakurikuler internet diberikan kepada para siswa dengan tujuan untuk mengikuti perkembangan jaman yang sangat pesat, terutama dunia tenologi dan komunikasi yang semakin maju dan diminati oleh semua kalangan, bahkan peserta didik yang duduk di bangku sekolah. Sehingga peserta didik merasa tidak ketinggalan jaman. 1. Olahraga Ekstrakurikuler olahraga yang ada di SMA meliputi futsal, Bola Voli dan Badminton. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari karena jadwal untuk siswa putra dan siswa putri dibedakan. Untuk siswa putra dilaksanakan pada hari kamis pukul 14.30 sampai 16.00, sedangkan untuk siswa putri dilakdanakan pada hari senin pukul 14.30 sampai 16.00. Kegiatan ini dibimbing oleh .... dan bertempat di lapangan olahraga SMA. Kegiatan ekstrakurikuler ini dimaksud untuk mengembangkan bakat dan minat peserta didik di bidang olahraga serta untuk meningkatkan kesehatan jasmani peserta didik. 1. Karya Ilmiah Remaja (KIR) Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan ekstrakurikuler baru di SMA yang dilaksanakan pada hari jum’at pukul 12.30 sampai dengan 14.00 dan dibimbing oleh ibu .... dan bertempat di ruang ketrampilan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan siswa dibidang penelitian dan penulisan karya ilmiah. 1. D. Keterlibatan Peserta Didik, Guru, Orang Tua dan Masyarakat dalam Kegiatan Ekstrakuriluler 2. Keterlibatan peserta didik Peserta didik di SMA ini merespon positif terhadap program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini, terbukti dengan besranya minat peserta didik mengikuti ekstrakurikuler yang telah ada, baik ekstrakurikuler tersebut yang diwajibkan maupun tidak diwajibkan. Terciptanya suasana seperti ini akan mempermudah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, karena berwal dari kesukaan akan membawa pesrta didik pada prestasi yang ingin dicapai. Peserta didik yang meyukai suatu program di sekolah tersebut, maka akan mendalami program tersebut serta belajar sungguh-sungguh untuk megerti dan mampu memiliki ketrampilan-ketrampilan serta bakat-bakat yang bergua untuk meingkatkan serta mengmbangkan kemampuan yang dimikinya. Hal ini terlihat dari hadirnya peserta didik untuk bersungguh-sungguh mengikuti serta melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru pendamping, contohnya saja saat guru pendamping ekstrakurikuler tata boga, memberikan ketrampilan membuat telur asin serta memasarkannya, peserta didik SMA ini mampu membuat serta memasarkan telur asin buatannya tersebut. Karena lokasi sekolah ini berada di dekat pasar serta didekat pertokoan, maka akan lebih mempermudah peserta didik memasarkan produk dari kegiatan ekstrakurikuer tersebut. Kesungguhan yang dimilki oleh peserta didik di SMA ini juga terlihat saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini sering mangikuti lomba dan sempat meme 1. Keterlibatan Guru Guru di SMA ini turut mengembagkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini, karena pendamping dari kegiata itu adalah diambilkan dari guru-guru pengajar sekolah ini sendiri. Ini mempermudah pihak sekolah untuk tidak mencari pendamping kegiatan ekstra kurikuler dari luar sekolah. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini akan mudah beradaptasi dan mudah menerima materi-matei ketrampilan yang diberikan oleh guru pendamping ekstrakurikuler karena guru yang mendamping ikegiatan ekstrakurikuler ini berasal dari guru-guru yang biasanya mengajar peserta didik terseut. 1. Keterlibatan Orang tua Pihak orang tua hendaknya mendukung setiap kegiatan sekolah yang diikuti anaknya, asalkan kegiatan itu berdampak positif bagi anaknya dan tidak mengganggu prestasi belajarnya. Contohnya adalah kegiatan ekstrakurikuler, pihak orang tua juag harus aktif mengontrol kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang diiikuti oleh peserta didik tersebut. Jangan sampai peseta didik ini meminta ijin untuk mengikuti ekstrakurikuler, tetapi kenyataannya malah bermain diluar dengan teman-temannya. Hal ini tidak akan teradi jika ada pengawasan aktif dari pihak orang tua. Dukungan aktif dari pihak orng tua ini akan turut mendukunga suksesnya kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di SMA Kristen Petra Malang ini. 1. Keterlibatan Masyarakat Masyarakat yang tinggal di sekitar SMA Kristen Petra Malang ini turut menyukseskan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini. Hal ini terlihat dari pihak masyarakat yang mau membeli produk dari kegiatan ekstrakurikuler yang ada. Ini merupakan respon positif dari pihak masyarakat yang akan menimbulkan semangat baru bagi peserta didik untuk lebih menungkatkan kemampuan serta ketrampilan yang dimilikinya, untuk memproduksi barang-barang yang diminati oleh masyarakat dan berdaya jual. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini selain mendapatkan ketrampilan-ketrampilan yang bermanfaat bagi dia saat lulus nanti, tetapi juga mendapatkan pengalaman meniliki produk yang mampu dijual dimasyarakat sekitar sekolahnya. 1. E. Kendala-kendala yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA ini tidak semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar, tetapi juga mengalami berbagai kendala-kendala. Kendala yang ada tidak terjadi pada semua kegiatan ekstrakurikuler, melainkan hanya terjadi pada sebagian kegiatan ekstrakurikuler saja. Karena sebagaian besar kebutuhan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA dapat dipenuhi oleh pihak sekolah. Kendala-kendala tersebut terjadi pada kegiatan ekstrakurikuler diantaranya: 1. Kegiatan ekstrakurikuler internet Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini kendala yang dihadapi terletak pada jumlah unit kopmputer yang ada di SMA terbatas, hal ini juga dikarenakan kurangnya dana yang dimilki sekolah untuk melengkapi kebutuhan tersebut. Jadi disini sekolah harus segera mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini karena kegiatan ekstrakurikuler ini menjadi kegiatan yang cukup penting bagi peserta didik karena seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) siswa juga dituntut untuk mengkikuti perkembangan yang terjadi selain itu kegiatan ini juga menjadi kegiatan yang paling digemari oleh banyak peserta didik. Dengan adanya kegiatan ini juga dapat membantu kegiatan belajar mengajar siswa dimana dengan internet siswa bisa mencari materi-materi pelajaran sebagi bahan pelajaran tambahan selain materi yang diperoleh dari guru. 1. Kegiatan ekstrakurikuler kayu dan listrik Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini kendala yang dihadapi adalah terbatasnya alat-alat yang dimiliki sekolah karena mahalnya harga alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan ekstrakurikuler ini, misalnya alat bor. Meskipun sekarang ini SMA bisa melengkapi alat-alat yang dibutuhkan dengan jumlah yang terbatas. Untuk mengatasi kendala seperti ini sekolah mengambil kebijakan peserta didik dapat menggunakan alat-alat yang terbatas dengan cara bergantian. 1. Kegiatan ekstrakurikuler KIR Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini tidak terlalu membutuhkan sarana yang harus dilengkapi , karena kegiatan ekstrakurikuler ini lebih mengarah pada penyampaian hasil-hasil pemikiran peserta didik. Kendala yang mungkin bisa terjadi ketika peserta didik akan melakukan kegitan peneliitian mungkin akan membutuhkan biaya yang mahal Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini kendalanya juga terletak pada tempat pelaksanaannya karena jumlah gedung kelas yang ada di SMA tidak mencukupi. Akan tetapi disini sekolah mengambil kebijakan dengan menggunakan ruang kegiatan ekstrakurikuler kayu dan listrik, jadi disini satu ruangan digunakan untuk dua kegiatan ekstrakurikuler. 1. Kegiatan ekstrakurikuler tata boga Kegiatan ekstrakurikuler ini tidak mengalami kendala yang cukup serius karena pada dasarnya alat-alat yang digunakan untuk kegiatan ini bisa dipenuhi oleh sekolah. Hanya mungkin permasalahan terletak pada pngumpulan dana yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini seperti dalam pembelian bahan-bahan makanan dimana setiap pelaksanaan kegiatan pastinya memerlukan bahan-bahan yang berbeda-beda. Meskipun sekolah ini memberikan anggaran tersendiri untuk kegiatan ini akan tetapi belum bisa juga untuk memenuhinya sehingga sekolah mengambil kebujakan dengan cara menggunakan uang iuran peserta didik itu sendiri yang kemudian akan dikelola oleh guru pembimbing. BAB V PENUTUP 1. A. Kesimpulan Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang dilaksanakan pada sore hari, yaitu pelaksanaannya setelah pemberian pelajaran tambahan kepada peserta didik. Pemilihan waktu pelaksanaan pada sore hari adalah agar pelaksanaan ekstrakurikuler ini tida mengurangi jam belajar- mengajar peserta didik, sehingga tdak akan mengganggu proses belajar mengajar. Karena pada intinya kegiatan ekstrakurikuer adalah dilaksanakan diluar jam pepelajaran. Peserta didik di SMA ini merespon positif terhadap program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini, terbukti dengan besranya minat peserta didik mengikuti ekstrakurikuler yang telah ada, baik ekstrakurikuler tersebut yang diwajibkan maupun tidak diwajibkan. Terciptanya suasana seperti ini akan mempermudah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, karena berwal dari kesukaan akan membawa pesrta didik pada prestasi yang ingin dicapai. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini akan mudah beradaptasi dan mudah menerima materi-matei ketrampilan yang diberikan oleh guru pendamping ekstrakurikuler karena guru yang mendamping ikegiatan ekstrakurikuler ini berasal dari guru-guru yang biasanya mengajar peserta didik terseut. Pihak orang tua hendaknya mendukung setiap kegiatan sekolah yang diikuti anaknya, asalkan kegiatan itu berdampak positif bagi anaknya dan tidak mengganggu prestasi belajarnya. Masyarakat yang tinggal di sekitar SMA ini turut menyukseskan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini. Hal ini terlihat dari pihak masyarakat yang mau membeli produk dari kegiatan ekstrakurikuler yang ada. Ini merupakan respon positif dari pihak masyarakat yang akan menimbulkan semangat baru bagi peserta didik untuk lebih menungkatkan kemampuan serta ketrampilan yang dimilikinya, untuk memproduksi barang-barang yang diminati oleh masyarakat dan berdaya jual. 1. B. Saran Mahasiswa yang terlibat dalam organisasi ekstrakulikuler bisa menambah pengalaman berorganisasi dan ilmiu pengetahuan khususnya dalam perkuliahan. Mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan organisasi ekstrakulikuler sebagai bahan belajar mencari pengalaman berorganisasi dan ilmu yang bisa diterapkan pada perkuliahan. Tujuan dari ini peserta didik diharapkan megatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam organisasi ekstrakulikuler karena telah tersedia berbagai macam ekstrakulikuler beserta tingkatannya yang disesuaikan dengtan minat dan bakat mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar