walau sampai ujung dunia ilmu tetap kucari maka pada blog ini bila ada kekurangan dan kesalahan baik tampilan atau isi tulisanku mohon dimaklumi dan kalau perlu memberi solusi terbaik, untuk artikel lain menyusul bila lagi aktip diblog ini, sebagai guru isinya info guru dan siswa. dan yang berhubungan dengan pendidikan, mudahan ini berguna dan memberikan pengalaman bagiku khususnya dan teman lainnya pada umumnya.
Minggu, 05 Oktober 2014
CONTOH Proposal Skripsi ( dari conto )
Latar Belakang
Belajar merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak bisa lepas dari kehidupan semua orang. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan yang meningkat, pemerintah berupaya untuk meningkatkan dunia pendidikan. Hal yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif, mampu memecahkan persoalan-persoalan yang aktual dalam kehidupan dan mampu menghasilkan teknologi baru yang merupakan perbaikan dari sebelumnya.
Untuk dapat menciptakan teknologi baru dan agar tidak terbelakang dari dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif dalam memecahkan persoalan-persoalan aktual kehidupan, maka peranan fisika sangat penting bahkan dapat dikatakan teknologi takkan ada tanpa fisika. Oleh karena itu penguasaan suatu konsep fisika sangat penting dalam mendukung hal tersebut.
Dalam belajar fisika hendaknya fakta konsep dan prinsip-prinsip fakta tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka.
Penelitian pendidikan sains pada tahun-tahun terakhir telah menunjukkan suatu pergeseran ke arah paradigma konstruktivis. Berkenaan dengan pembelajaran konstruktivis, tugas seorang guru adalah menyediakan atau memberikan kegiatan yang dapat merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka mengekspresikan gagasan-gagasan mereka serta mengkomunikasikan ide ilmiah mereka. Jadi peranan guru dalam pembelajaran adalah mediator dan fasilitator dalam pembentukan pengetahuan dan pemahaman siswa (Suparno, 1997:65).
Untuk mendukung hal itu, para pakar pendidikan telah mengembangkan berbagai sistem pembelajaran yang lebih memperhatikan aspek siswa, salah satunya adalah pembelajaran dengan pendekatan problem posing. Problem posing (pengajuan soal) adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada aliran konstruktivis, berbeda dengan pembelajaran yang bersifat konvensional yang lebih menekankan pada hapalan yang cenderung mematikan daya nalar dan kreativitas berpikir anak (Hudojo, 1998).
Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan manfaat dari pembelajaran problem posing, problem posing merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran fisika yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah serta menimbulkan sikap positif terhadap fisika. Membiasakan siswa dalam merumuskan, menghadapi dan menyelesaikan soal merupakan salah satu cara untuk mencapai penguasaan suatu konsep akan menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat aliran Behaviorisme yang menyatakan bahwa untuk mencapai pemahaman yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara mengulang-ulang masalah yang disampaikan (Hudojo, 1988:32).
Dikaitkan dengan pengertian fisika sebagai bagian dari IPA, model pembelajaran dengan problem posing berbasis aktivitas ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika. Hal ini karena problem posing berbasis aktivitas lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam belajar, siswa terlebih dahulu mengadakan kegiatan-kegiatan di laboratorium yaitu proses mengamati, mencatat hasil pengamatan, menganalisis dan menyimpulkan kegiatan praktikum yang telah dirancang oleh guru. Hal itu akan lebih membuat belajar fisika menjadi menyenangkan dan lebih berkesan, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Fisika merupakan generalisasi dari gejala alam yang tidak perlu dihapal tetapi perlu dimengerti, dipahami dan diterapkan.
Pada tingkat SLTP dan SMU, strategi pengajuan soal selaras dengan tujuan khusus pengajaran yaitu agar siswa dapat mempunyai pandangan luas dan mempunyai sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin serta menghargai kegunaan fisika. Dalam pembelajaran, guru hendaknya memilih strategi yang melibatkan siswa baik secara mental, fisik maupun sosial.
Jika dilihat dari kenyataan yang ada di lapangan, bahwa sistem pembelajaran yang diterapkan di SMUN I Banjarmasin, lebih didominasi oleh pembelajaran konvensional. Siswa cenderung pasif karena mereka hanya menerima materi dan latihan soal dari guru, hal itu tidak cukup mendukung penguasaan terhadap konsep fisika menjadi lebih baik. Masih rendahnya penguasaan terhadap konsep fisika ditandai oleh nilai prestasi fisika siswa yang masih rendah.
Dengan bertolak dari uraian di atas, maka penelitian tentang pendekatan problem posing terhadap prestasi belajar fisika perlu diungkap melalui sebuah penelitian yang dirancang dan diimplementasikan dalam suatu studi eksperimen untuk dilihat efektifitasnya.
Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Manakah prestasi belajar fisika siswa yang lebih tinggi antara siswa yang diajar dengan pendekatan problem posing berbasis aktivitas dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional ?
Bagaimana kemampuan siswa dalam merumuskan soal bagi kelas yang diajar dengan pendekatan problem posing berbasis aktivitas ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut.
Untuk mengetahui manakah prestasi belajar fisika yang lebih tinggi antara siswa yang diajar melalui pendekatan problem posing berbasis aktivitas dengan siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam merumuskan soal pada kelas yang diajar dengan pendekatan problem posing berbasis aktivitas.
Hipotesis Penelitian
Untuk menjawab permasalahan di atas, perlu diajukan jawaban sementara melalui hipotesis yaitu prestasi belajar fisika bagi siswa yang diajar melalui pendekatan problem posing berbasis aktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar fisika siswa yang diajar melalui pendekatan konvensional.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
Pendidik atau calon pendidik: hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang model pembelajaran dalam pembelajaran fisika yang tepat sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses belajar mengajar di sekolah sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.
Lembaga pendidikan: guna memberikan informasi awal dan bahan referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kondisi objektif di lapangan bagi pihak-pihak tertentu yang bermaksud mengembangkan atau melakukan penelitian serupa di tempat lain.
Asumsi Penelitian
Sebagai landasan dalam penelitian ini maka asumsi yang digunakan yaitu :
Nilai pre-test siswa menggambarkan nilai kemampuan awal siswa.
Kondisi fisiologis (misalnya keadaan fisik, sarana dan prasarana belajar di rumah serta latar belakang orang tua) dan kondisi psikologis siswa (misalnya motivasi, minat dan bakat) dianggap tidak berpengaruh dalam penelitian ini.
Responden dalam mengisi tes prestasi belajar fisika tidak dalam keadaan terpaksa, mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan jujur, sehingga hasil tes benar-benar mencerminkan prestasi belajar yang dicapai siswa.
Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan hasil penelitian, maka perlu adanya batasan istilah sebagai berikut.
Prestasi belajar fisika adalah besarnya skor tes fisika yang dicapai siswa setelah mendapat perlakuan selama proses pembelajaran berlangsung.
Problem Posing adalah perumusan masalah (soal) yaitu siswa diarahkan untuk membuat soalnya sendiri. Problem posing ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kegiatan merumuskan soal yang memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.
Pendekatan konvensional adalah suatu pendekatan pembelajaran yang terpusat
Berbasis aktivitas yaitu tugas melaksanakan percobaan yang harus dilakukan oleh siswa baik secara pribadi maupun kelompok.
Jumat, 03 Oktober 2014
SAKIT
Assalamu’alaikum wrwb.
Sakit yaitu perasaan yang tidak disukai makluk hidup baik oleh pikiran/perasaan ( kiasan ) dan dirasakan oleh jaringan tubuh ( nyata ) yang terkena yang dikirimkan ke otak dan otak memerintah syaraf rasa sakit. Jadi menurut saya rasa sakit digolongkan jadi masalah
1. Sakit rasa kiasan/semu ; yaitu sakit yang ada dipikiran karena menerima informasi yang tidak disenangi lalu tersimpan dipikiran dalam otak sehingga saat ingat atau mememori lagi ingatan tersebut perasaan emosional pikiran berjalan bila berlebihan otak akan bergejolak alias memberontak sehngga sering ada orang yang histeris memarahi diri sendiri atau ke yang lain atau bahkan seribu bahasa diam dan diam alias stress karena telah terluka pikiran yang sering disebut luka hatinya, mungkin karena difitnah, didholimi, dibohongi, dicungi. dsb. Sakit hati ini lebih berbahaya dari pada sakit fisik ada pepatah lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati.
Jalan satu-satunya menghibur diri dengan kegiatan yang positip misal pengajian dan olah raga atau bacaan serta totontonan misal nonton berita, lawak yang melupakan ingatan yang menyakitkan, Saat inikegiatan tersebut sering disebut kuliner atara lain kuliner religi, kuliner makanan, kuliner ilmu, kuliner olah raga dsb.
2. Sakit rasa nyata ; yaitu sakit yang betul-betul nyata alias sakit fisik yang dapat dilihat oleh mata misalnya sakit pada anggota tubuh yang karena sesuatu misal kecelakaan, tangan luka berdarah dsb. Jenis sakit ini dari yang ringan sampai yang berat dari sakit panu sampai sakit amputasi. dan jenis sakit ini orang berusaha menemukan obatnya dari obat panu sampai obat anti rasa saat meampusi bagian tubuh yang harus diamputasi. sakit yang termasuk bakteri dan virus juga termasuk sakit fisik karena tubuh dimakan oler bakteri atau virus tersebut dan cara mengobati juga sudah diusahakan dari dulu. Sakit nyata ini karena penyiksaan, kekerasan dan karena wabah penyakit.
Sekarang cara mengobati sakit yang nyata ini banyak orang ke dokter atau rumah sakit agar sembuh dari sakit. Serta banyak anjuran hidup sehat dengan makanan sehat dengan kata-kata lebih baik menjaga kesehatan dari pada sakit.
Dari kedua ulasan sakit baik sakit kiasan atau sakit nyata tersebut penulis hanya mereka-reka menurut penulis rasakan selama hidup manusia, mungkit rasa sakit oleh makluk lain tentunya lain ceritanya, bila ada salah dimaklumi karena hanya pikiran sendiri, mudahan bermanfaat. dengan kata mutiara ‘ujung lidah lebih tajam daripada ujung mata pedang ‘ atau ‘fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan’ yang tentunya bila diulas sakit hati lebih parah dari pada sakit fisik.
Demikian ulasanku, wassalam
Sabtu, 27 September 2014
Sekolah Berprestasi Minim Siswi
TRIBUNKALTENG.COM, KANDANGAN - Meski terhitung sebagai sekolah yang mencetak siswi berprestasi, ironisnya keberadaan ponpes Ibnu Mas’ud yang juga tersedia sekolah umum SMP dan SMA, hanya memiliki sedikit siswi dan nyaris luput dari perhatian bantuan.
Tak seperti sekolah umum berprestasi lainnya di Kandangan sepeti SMAN 1 Kandangan atau SMAN 2 Kandangan yang menerima hingga 500 lebih siswa, SMA Ibnu Mas’ud Puteri sendiri saat ini hanya diisi puluhan siswi.
Meski jumlahnya digabung dengan siswi SMP, jumlahnya tak lebih dari 100 siswa. Itu sebabnya untuk jurusan kelas pun baru dibuka kelas Bahasa Indonesia. Sedangkan kelas IPA ataupun IPS, belum ada.
Jika dilihat dari letak bangunannya, Ponpes Ibnu Mas’ud berada di tepi Jl A Yani Kecamatan Sungai Raya. Akses mencapai ke sekolah ini sangat mudah. Demikian juga dengan kondisi luas lahan dan bangunannya, bisa menampung banyak siswa berlipat-lipat jumlah yang ada. Tak kalah dengan SMA umumnya di Kandangan.
Pimpinan Ponpes Ibnu Mas’ud Puteri, H Rahmadianoor, menjelaskan jumlah siswi yang masuk sekolah binaannya terbilang fluktuatif. Namun jika dibanding sekolah lain seperti madrasah ataupun sekolah umum lainnya, jumlahnya jauh lebih sedikit. Sekolah berprestasi ini ternyata masih miskin jumlah siswinya.
“Jumlah siswi yang masuk setiap tahunnya fluktuatif. Kadang banyak, kadang sedikit. Tapi jika dibanding sekolah lainnya, memang jauh lebih sedikit. Saat ini seluruh siswi tingkat SMP dan SMA hanya berjumlah 100 siswi,”jelas Drs.Rahmadianor
Selasa, 16 September 2014
Tahun 2014 DP3 Berubah Jadi SKP
Daftar Penilaian Prestasi Pegawai (DP3) Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dilakukan penilaian setiap tahun oleh atas langsung PNS merupakan keniscayaan dalam menilai kinerja Pegawai Negeri Sipil. Penilaian tersebut menjadi syarat setiap PNS yang mengajukan kenaikan pangkat.
Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum Dr Wahyono MM, dalam sambutan acara Lokakarya Kompetensi dan Penilaian Sasaran Kerja PNS Sabtu (14/9) di Rektorat kampus Sekaran mengatakan bahwa Penilaian Kinerja PNS harus dilakukan secara objektif.
“Kalau pegawai itu baik, kinerja bagus, mestinya DP3 baik, suatu saat ada yang datang ke saya mengatakan bahwa si A kinerja kurang baik, dengan berbagai alasan begini –begini, tetapi setelah dicek DP3nya baik, bagaimana ini? tentu saja hal ini jangan sampai terjadi”, katanya.
Menurut Wahyono, mulai tahun 2014 DP3 berganti jadi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), sebagai seorang pimpinan hal baru ini, harus segera disosialisasikan ke staf bawahan, dosen agar mereka memahami perubahan ini, dan diimplementasikan, “narasumber yang kita hadirkan silahkan dikuras habis ilmunya, semakin ilmu dikuras tidaklah berkurang, bahkan ilmunya akan semakin berkembang”, tegasnya.
Acara yang diikuti PD2, Kepala Biro, Ketua Lembaga, Kepala Badan, Kepala UPT, Kabag dan Kasubbag itu menghadirkan pembicara dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) Yulianus dengan memaparkan cara menyusun Sasaran Kinerja Pegawai.
Yulianus mengemukakan bahwa SKP merupakan sasaran kinerja dan target kerja tahunan PNS, selama satu tahun, apa yang akan dilakukan oleh pegawai, “SKP mempunyai bobot 60% dan 40% penilaian dari aspek behavior, penilaian SKP ini untuk menentukan berapa besaran remunerasi yang akan diterima oleh PNS”. tandasnya
Minggu, 31 Agustus 2014
Kekuasaan Menciptakan Kemunafikan
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat selalu membutuhkan adanya pemimpin. Di dalam kehidupan rumah tangga diperlukan adanya pemimpin atau kepala keluarga, begitu pula halnya di masjid sehingga shalat berjamaah bisa dilaksanakan dengan adanya orang yang bertindak sebagai imam, bahkan perjalanan yang dilakukan oleh tiga orang muslim, harus mengangkat salah seorang diantara mereka sebagai pemimpin perjalanan.
Ini semua menunjukkan betapa penting kedudukan pemimpin dalam suatu masyarakat, baik dalam skala kecil apalagi skala besar. Dalam konteks membangun kehidupan yang lebih baik, seseorang yang dinilai berpotensi untuk mengemban amanah memimpin tidak dibolehkan mengelak, karenanya Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa diserahkan kekuasaan urusan manusia lalu menghindar (mengelak) melayani kaum lemah dan orang yang membutuhkannya maka Allah akan mengindahkannya pada hari kiamat (HR. Ahmad)
Dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, banyak orang yang semula memperjuangkan seseorang untuk menjadi pemimpin menjadi kecewa berat dengan sikap, ucapan dan tindakan seorang pemimpin yang dikaguminya. Salah satunya adalah karena sang pemimpin gagal mendisiplinkan dirinya untuk menjadi pemimpin yang sejati sehingga cita-cita ishlahul hukumah (memperbaiki pemerintahan) tidak dirasakan oleh masyarakat, bahkan ada juga yang mengatakan harus dilakukan upaya mereformasi gerakan reformasi. Karena itu menarik untuk merenungi rubrik Pause pada harian Media Indonesia, Senin 11 Januari 2010, rubrik yang mengangkat hasil-hasil penelitian di berbagai negara di dunia.
Mengapa banyak orang berkuasa gagal mematuhi aturan-aturan etis yang justeru mereka ciptakan sendiri?. Sebuah hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa kekuasaan membuat orang lebih ketat mengawasi prilaku orang lain, tetapi membuat mereka longgar terhadap diri sendiri.
“Menurut hasil penelitian kami, kekuasaan dan pengaruhnya dapat menyebabkan keterpautan yang serius antara penilaian publik dan prilaku pribadi. Akibatnya, mereka yang berkuasa akan menjadi lebih ketat menilai orang lain, tetapi longgar terhadap diri sendiri” (Adam Galinsky, peneliti etika pada kellogg School University Northwestern, Amerika Serikat).
Hasil penelitian ini tentu kita rasakan bersama di negera kita, bahkan dalam skala yang lebih kecil di organisasi atau jamaah kita. Di pemerintahan, baik pusat maupun daerah sudah umum bila pemimpin datang ke suatu acara belakangan sehingga bila yang diundang terlambat datang, maka pemimpin lebih terlambat lagi, padahal ia sering menekankan kedisiplinan dari sisi waktu. Ketika pemimpin menekankan kesederhanaan, maka itu tidak berlaku bagi dirinya.
Para pemimpin justeru hidup enak dengan berbagai fasilitas yang menyenangkan, bahkan ada seorang Menteri yang waktu itu kendaraan dinasnya Toyota Camry memberikan sambutan dihadapan kaum muslimin yang disiarkan melalui radio swasta bahwa menjadi menteri itu tidak enak-enak amat dibanding jadi duta besar, karena kendaraan dinasnya Baby Benz dan Volvo, kalau mobil dinas yang sekarang, duduk di mobil itu sama saja dengan duduk di papan kayu. Begitulah ucapan sang menteri yang bekas duta besar di luar negeri.
Jabatan kalau diraih dengan ambisi, dianggap sebagai sebuah gengsi yang bisa mengangkat prestise memang bisa menciptakan kemunafikan. Beda dengan seorang Khalifah, sebut saja diantaranya Umar bin Abdul Aziz yang jabatan itu dianggap sebuah amanah yang harus bisa dipertanggungjawab dihadapan Allah swt. Jabatan dengan sudut pandang seperti itu membuatnya sangat hati-hati dan tidak menganggap sepele persoalan sekecil apapun, bahkan sesuatu yang sekadar dianggap tidak patut sekalipun ditinggalkanya.
Hari pertama sebagai Khalifah, Umar dikejutkan dan mengejutkan banyak orang. Setelah menyelesaikan prosesi penguburan Khalifah Sulaiman, kepadanya disiapkan sejumlah kendaraan yang terdiri dari kuda pengangkut barang, beberapa ekor kuda tunggangan lengkap dengan peralatan dan kusirnya. Beliau bertanya: “Apakah ini?”.
Mereka menjawab: “Ini kendaraan buat khalifah”.
Umar menegaskan: “Hewanku lebih sesuai bagiku”.
Maka Umar menjual semua hewan itu dan uangnya diserahkan kepada Baitul Maal. Begitu pula semua tenda, permadani dan semua tempat alas kaki yang disediakan untuk khalifah-khalifah yang baru. Iapun melakukan evaluasi dan kesimpulannya ia harus menjauhkan diri dari kenikmatan duniawi, maka dikembalikanlah semua tanah perkebunan yang dulu diberikan kepadanya dan dilepaskan harta yang dulu diberikan kepadanya karena ia yakin semua itu bukan harta yang halal, bahkan iapun menanggalkan pakaian yang mahal dan beralih kepada yang murah.
Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Umar bin Abdul Aziz memang menunjukkan kesederhanaan itu, sebelum menjadi khalifah ia memang sudah menjadi orang kaya, karenanya ia bisa menghabiskan dana untuk membeli pakaian yang harganya 600 dirham, tapi ketika ia menjadi khalifah ia hanya membeli pakaian yang harganya 6 dirham, hal ini ia lakukan karena kehidupan yang sederhana tidak hanya harus dihimbau, tapi harus dicontohkan langsung kepada masyarakatnya. Raja’ bin Haiwah, seorang menteri pada cabinet Umar.
“Aku disuruh oleh umar bin Abdul Aziz membeli pakaian seharga enam dirham, maka aku belikan seperti apa yang diharapkannya itu dan kemudian beliau berkata : Itulah pakaian yang saya senangi, walaupun itu tidak begitu halus.”
Berkata raja, “Mendengar itu pun aku menangis, terharu.” Khalifah bertanya, “Apa yang engkau tangiskan?”
Raja’ menjawab, “Dulu saya bawa kepada engkau pakaian seharga enam ratus dirham, maka engkau berkata, ‘Saya senang pakaian ini, sayang ini terlalu kasar.’ Tetapi sekarang, setelah engkau jadi khalifah, saya belikan engkau pakaian seharga enam dirham saja, engkau berkata, “Saya senang pakaian ini, ini demikian halus.”
Bahkan Ibnu Abdil Hakam meriwayatkan bahwa Umar sebelum menjadi khalifah menganggap kasar pakaian yang berharga sampai 800 dirham, namun kini pakaian dengan harta 8 dirham saja dianggapnya begitu halus. Kesederhanaan inipun mendapat dukungan dari anggota keluarganya, isteri dan anaknya.
(Penulis aktif menulis berbagai buku, di antaranya ‘Kunci Ampunan Dosa’) di era muslim
Sabtu, 30 Agustus 2014
MASA-MASA DI SMADA
Assalamu'alaikum wrwb
Masa di Smada
Saya dikerjakan di smada tanggal 01 Maret 1990 sampai 14 september 2014 jadi tentunya ada dan yang diingat saat-saat di smada kdg. Saat pertama kerja jadi cpns 2 tahun saya masih single dan sangat menyukai kerjaan guru saat itu selalu siap mengisi jam kosong di jurusan dan kelas apa saja saya selalu siap ngajar saat tidak ada gurunya, bahkan sorepun saya turun untuk ekstrakurikuler dan alhamdulillah selalu fit alias sehat mungkin karena sendirian alias single saya sibukkan diri terutama disekolahan, kalau sore saat tidak ada kegiatan saya imut bisa volly ball, sepak bola, basket, tennis meja, batminton, tenis lapangan dsb. malahan dayung pernah alias lanting/arum jeram yang mengikuti arus sungai amandit dari loksado ke kandangan tahun 1992, sungguh sangat berkesan karena sebelumnya nginap diloksado di ketua RT yang anaknya murid kami smada. Saya pernah ikut napak tilas dua kali dan yang kedua kebetulan saya pembina PMR mengirim 8 regu sangat semangat walau jalan kaki dari telaga langsat ke durian rabung padang batung lalu ke tanuhi loksado, itu juga sangat berkesan maklum masih muda. Juga saya bersepeda ria ke gua/masuk gua telaga langsat di desa mandala sekalian rekreasi ke danau mandala disana berjukung dan menikmati pemandangan dan saat itu karena daerah rekreasi tentunya sangat ramai pengunjung dan mulai tahun 2008 lokasi ditutup lalu dijadikan pondok modern Al Baladul Amin HSS, pada tahun sama juga bersama siswa-siswa ke gua/masuk gua di gunung pagat di Barabai, itu semua sangat sangat menyenangkan. Pencapaian saya di PMR pertama juara umum Jumbara PMR/PMI se kalsel di lap.koramil telaga langsat, lalu berekreasi 6 mobil ke takisung tim PMR tersebut.
Untuk saya dibidang lain yaitu anggota tim sepakbola PGRI HSS saat itu final dilap.binuang tapin antara PGRI HSS vs PGRI Tabalong dan terjadi adu finalti karena satu sama. Dan saat pinalti saya salah satu algojonya dan alhamdulillah tembakan saya masuk kedudukan 4-3 karena hss satu tidak masuk tabalong dua tidak masuk dan akhirnya kita menang piala ada di smasa kdg.
Selanjutnya untuk tour/rekreasi bersama guru-guru smada selama di smada antara lain ke kalimantan timur balikpapan dan samarinda, sedang di kalsel ke tanjung ( tanjung puri dan lap.pertamina ) ke banjarmasin ( mitra, duta mall, ramayana, sabilal mutadin, water boom,pulau kembang), banjarbaru+martapura (riam kanan-pulau pinus, kalampian sekumpul, pasar martapura, musium, kolam renang ) pelaihari ( takisung, batakan, pasar/kota pelaihari )Rantau margasari ( kolam renang, pasar, pelabuhan margasari ) Marabahan ( pasar, pelabuhan ) Barabai ( pagat, waki, air panas, pasar ) Amuntai ( pasar, patung kerbau+itik)dan kota lain yang dilallui.
Kebetulan saya ikut persatuan tenis lapangan bertanding ke mana-mana termasuk ke benua enam tersebut dan banjarmasin di lapangan indoor,pelaihari, banjarbaru martapura, marabahan lalu ke Kapuas Kalteng.
Kesan saya selanjutnya yaitu saya pernah jadi bapak asuh anak kurang mampu yaitu Tomito Susanto ikut saya 2 tahun saat kelas 2 dan 3 sma atau kalau sekarang saat kelas XI dan XII, karena tidak ada biaya kuliah dan kebetulan ada prioritas kalsel 8 siswa akan di terima di AD yaitu TNI angkatan darat di Magelang yang selama bertahun-tahun tidak pernah kalsel masuk ke AD. maka Tomito tersebut ikut berkompetisi dan yang jadi wali adalah saya untuk semua berkas pendaftaran saya yang tanda tangan. Dan alhamdulillah lancar dan diterima di TNI AD di Magelang sampai lulus dan sekarang diatas kolonel pangkatnya.
Saya lulusan diploma lalu saya kuliah lagi di UT yaitu universitas terbuka di Jakarta dan lulus tepat dua tahun dan wisuda dijakarta yang lulus fisika sarjana seluruh indonesia tercepat 2 tahun bertiga termasuk saya walau ip pas-pasan, alhamdulillah.
Lama tidak berperan bertahun-tahun dan tahun 2011 saya ditugasi untuk pembimbing olypiade fisika tingkat kabupaten dan alhamdulillah berkat soal latihan yang kuberi lewat file atas nama Kholid juara satu tk.kab. lalu tahun berikutnya juga saya pembimbingnya atas nama Alpian juga juara 1 tk,kab. sedang terakhir 2014 tidak dapat. Dalam segi tehnologi saya mengusulkan siswa boleh bawa Hp yang selama ini dilarang, sedang bidang bangunan saya sudah usul 4 kali selama 4 tahun pada tiap rapat bahwa mushala smada perlu dibangun untuk meningkatkan imtaqnya. masalah setuju atau tidaknya saya serahkan keforum.
Itulah kisah yang saya ingat dan saya senang karena sudah berbuat untuk smada. Saya hanya mengingat yang baik, sedang yang buruk saya buang jauh-jauh dan saya tidak mengingat lagi. Mudahan Allah mengetahuinya. Trimakasih Wassalam.
Jumat, 22 Agustus 2014
FORMASI CPNSD di KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
FORMASI CPNSD di KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
ASLI . .
Dari Kantor BKD Kab.Hss
KLIK persyaratan pendaftaran http://bkd-hss.net/wp-content/uploads/2014/08/PERSYARATAN-CPNS-TAHUN-2014-KAB.-HSS.pdf
Persayaratan Pendaftaran CPNS 2014 secara online:
1. Nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP).
2. Tahun dan nomor ijasah pendidikan terakhir.
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) transkrip nilai pendidikan terakhir.
4. Berkas pasfoto digital warna berukuran 200 x 150 piksel dalam format JPEG (dengan nama ekstensi JPG) dan maksimal berukuran sebesar 30 KB.
5. Berkas fotokopi digital ijasah dan transkrip dalam format PDF (dengan nama ekstensi PDF) dan maksimal berukuran 500 KB.
6. Surat elektronik (email) yang biasa dan selalu Anda akses secara berkala. Informasi khusus akan disampaikan melalui surat elektronik secara langsung.
7. Judul dan abstrak tugas akhir/tesis/disertasi
8. Untuk pelamar lulusan dari luar-negeri, diwajibkan melampirkan Surat Keterangan Penyetaraan Ijazah dari Dikti-Depdiknas, atau Surat Keterangan telah mengajukan permohonan Penyetaraan Ijazah.
9. Kebenaran isian serta berkas digital yang diunggah akan dicek pada saat verifikasi fisik sebelum ujian tulis. Ketidaksesuaian data akan mengakibatkan peserta digugurkan dan tidak diperkenankan mengikuti ujian tulis.
Klik ini http://bit.ly/seleksicpns2014 — bersama Fahmy Thayib dan 15 lainnya.
Foto: FORMASI CPNSD di KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
ASLI . .
Dari Kantor BKD Kab.Hss
KLIK persyaratan pendaftaran http://bkd-hss.net/wp-content/uploads/2014/08/PERSYARATAN-CPNS-TAHUN-2014-KAB.-HSS.pdf
Persayaratan Pendaftaran CPNS 2014 secara online:
1. Nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP).
2. Tahun dan nomor ijasah pendidikan terakhir.
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) transkrip nilai pendidikan terakhir.
4. Berkas pasfoto digital warna berukuran 200 x 150 piksel dalam format JPEG (dengan nama ekstensi JPG) dan maksimal berukuran sebesar 30 KB.
5. Berkas fotokopi digital ijasah dan transkrip dalam format PDF (dengan nama ekstensi PDF) dan maksimal berukuran 500 KB.
6. Surat elektronik (email) yang biasa dan selalu Anda akses secara berkala. Informasi khusus akan disampaikan melalui surat elektronik secara langsung.
7. Judul dan abstrak tugas akhir/tesis/disertasi
8. Untuk pelamar lulusan dari luar-negeri, diwajibkan melampirkan Surat Keterangan Penyetaraan Ijazah dari Dikti-Depdiknas, atau Surat Keterangan telah mengajukan permohonan Penyetaraan Ijazah.
9. Kebenaran isian serta berkas digital yang diunggah akan dicek pada saat verifikasi fisik sebelum ujian tulis. Ketidaksesuaian data akan mengakibatkan peserta digugurkan dan tidak diperkenankan mengikuti ujian tulis.
Klik ini http://bit.ly/seleksicpns2014
Bagi kawan yang belum memahami cara pendaftaran CPNS Online 2014 bisa disimak alur berikut : 1. Pelamar menuju portal CPNS www.panselnas.menpan.go.id (pelamar dapat melihat formasi jabatan serta pendidikan untuk setiap instansi,mengisi Email aktif,nama/TTL/NIK sesuai KTP yang berlaku dan memilih instansi yg dilamar) 2.Pendaftar akan mendapatkan username/pasword dan link registrasi untuk melanjutkan mendaftar melalui email aktif yang didaftakan sebelumnya. 3. Pelamar login ke www.sscn.bkn.go.id dan melakukan pengisian biodata dan memilih jabatan yang dilamar,lalu mencetak/meprint kartu registrasi 4.Pelamar menyiapkan dan mengirimkan berkas sesuai pesyaratan instansi dan wajib menyertakan kartu registrasi yg telah dicetak sebelumnya. (untuk Kab.Tapin berkas dikirim melalui pos atau bisa juga dikirim langsung ke BKD Tapin. "tunggu Pengumuman Berikutnya dari BKD") 5.Tim Verifikasi (panitia BKD Tapin) akan melakukan verifikasi berkas sesuai sarat pendaftaran. (kami akan verifikasi berkas yg dikirim dan mencocokan dengan data yg telah di masukkan ke situs online,memeriksa kecocokan jabatan dan formasi yg dilamar,oleh kerena itu kami harap kehati-hatian pelamar supaya tidak ada kesalahan dalam memasukkan data.) 6.apabila berkas dinyatakan lengkap dan benar, maka pelamar dinyatakan lulus administrasi dan mendapatkan kartu TES yg diterbitkan oleh BKD. Adapun yang tidak lengkap berkas/ada kesalahan dinyatakan tidak lulus administrasi. *Untuk pengumuman lulus/tidak lulus adminitrasi kita umumkan setelah pendaftaran ditutup dan seluruh berkas telah selesai diverifikasi. *diharapkan bagi seluruh pelamar agar cermat dan teliti dalam pengisian biodata,jabatan yang dilamar,dan jenjang pendidikan sehingga tidak ada kesalahan dalam pengisian data pelamar. *APABILA ADA PERUBAHAN MEKANISME PENDAFTARAN DARI KAMI MAKA AKAN KAMI BERITAHU SELANJUTnya. Foto BKD Tapin. Foto BKD Tapin. 72 DibagikanSukaSuka · · Bagikan
Bagi kawan yang belum memahami cara pendaftaran CPNS Online 2014 bisa disimak alur berikut :
1. Pelamar menuju portal CPNS www.panselnas.menpan.go.id (pelamar dapat melihat formasi jabatan serta pendidikan untuk setiap instansi,mengisi Email aktif,nama/TTL/NIK sesuai KTP yang berlaku dan memilih instansi yg dilamar)
2.Pendaftar akan mendapatkan username/pasword dan link registrasi untuk melanjutkan mendaftar melalui email aktif yang didaftakan sebelumnya.
3. Pelamar login ke www.sscn.bkn.go.id dan melakukan pengisian biodata dan memilih jabatan yang dilamar,lalu mencetak/meprint kartu registrasi
4.Pelamar menyiapkan dan mengirimkan berkas sesuai pesyaratan instansi dan wajib menyertakan kartu registrasi yg telah dicetak sebelumnya. (untuk Kab.Tapin berkas dikirim melalui pos atau bisa juga dikirim langsung ke BKD Tapin. "tunggu Pengumuman Berikutnya dari BKD")
5.Tim Verifikasi (panitia BKD Tapin) akan melakukan verifikasi berkas sesuai sarat pendaftaran. (kami akan verifikasi berkas yg dikirim dan mencocokan dengan data yg telah di masukkan ke situs online,memeriksa kecocokan jabatan dan formasi yg dilamar,oleh kerena itu kami harap kehati-hatian pelamar supaya tidak ada kesalahan dalam memasukkan data.)
6.apabila berkas dinyatakan lengkap dan benar, maka pelamar dinyatakan lulus administrasi dan mendapatkan kartu TES yg diterbitkan oleh BKD. Adapun yang tidak lengkap berkas/ada kesalahan dinyatakan tidak lulus administrasi.
*Untuk pengumuman lulus/tidak lulus adminitrasi kita umumkan setelah pendaftaran ditutup dan seluruh berkas telah selesai diverifikasi.
*diharapkan bagi seluruh pelamar agar cermat dan teliti dalam pengisian biodata,jabatan yang dilamar,dan jenjang pendidikan sehingga tidak ada kesalahan dalam pengisian data pelamar.
*APABILA ADA PERUBAHAN MEKANISME PENDAFTARAN DARI KAMI MAKA AKAN KAMI BERITAHU SELANJUTnya.
Foto BKD Tapin.
Foto BKD Tapin.
72 DibagikanSukaSuka · · Bagikan
Jumat, 08 Agustus 2014
BEBAN KERJA GURU
BEBANKERJA GURU
(Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008)
1. Guru tanpa tugas tambahan adalah 24 s.d 40 jam tatap muka dalam 1 minggu (Psl 52 (2)), dilaksanakan minimal 6 jam tatap muka pada sekolah tempat tugas sebagai guru tetap (Psl 52 (3))
2. Guru yang mendapat tugas tambahan :
a) Kepala sekolah minimal 6 jam tatap muka dalam 1 minggu atau membimbing minimal 40 orang siswa bagi kepala sekolah yang berasal dari guru BK/konselor (Psl 54 (1))
b) Wakil kepala sekolah minimal 12 jam tatap muka dalam 1 minggu atau membimbing minimal 80 orang siswa bagi kepala sekolah yang berasal dari guru BK/konselor (Psl 54 (2))
c) Kepala program keahlian (SMK) minimal 12 jam tatap muka dalam 1 minggu (Psl 54 (3))
d) Kepala perpustakaan minimal 12 jam tatap muka dalam 1 minggu (Psl 54(2 )
e) Kepala laboratorium dan bengkel/unit produksi (SMK) minimal 12 jam tatap muka dalam 1 minggu (Psl 54 (5))
3. Guru BK membimbing minimal 150 siswa per tahun pada satu atau lebih sekolah (Psl 54 (5))
WAKIL KEPALA SEKOLAH
1. Jumlah wakil kepala sekolah maksimal 4 orang yang terdiri dari Urusan Kurikulum, Urusan Kesiswaan, Urusan Sarana Prasarana, dan Urusan Hubungan Masyarakat (Instrumen PK tugas tambahan guru pada Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010) 2. Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 (Standar Pengelolaan) :
a) SD tidak memiliki wakil kepala sekolah
b) SMP memiliki 1 wakil kepala sekolah
c) SMA memiliki 3 wakil kepala sekolah (Kurikulum, Kesiswaan, dan Sarana Prasarana)
d) SMK memiliki 4 wakil kepala sekolah (Kurikulum, Kesiswaan, Sarana Prasarana, dan Hu- bungan Industri)
3. Berdasarkan SK Dirjen Dikdasmen Depdiknas RI Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004 tentang Pedoman Tipe SMP :
a) Tipe A (≥ 27 rombel) : memiliki 3 wakil kepala sekolah
b) Tipe A1 (24-26 rombel) : memiliki 2 wakil kepala sekolah
c) Tipe A2 (21-24 rombel) : memiliki 2 wakil kepala sekolah
d) Tipe B (18-20 rombel) : memiliki 2 wakil kepala sekolah
e) Tipe B1 (15-19 rombel) : memiliki 2 wakil kepala sekolah
f) Tipe B2 (12-14 rombel) : memiliki 1 wakil kepala sekolah
g) Tipe C (9-11 rombel) : memiliki 1 wakil kepala sekolah
h) Tipe C1 (6-8 rombel) : tidak memiliki wakil kepala sekolah
j) Tipe C2 (3-5 rombel) : tidak memiliki wakil kepala sekolah
4. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 dan SK Dirjen Dikdasmen Depdiknas RI Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004 :
a) SMA/SMK memiliki 4 wakil kepala sekolah (Kurikulum, Kesiswaan, Sarana Prasarana, dan Hubungan Masyarakat)
b) SMP berdasarkan tipe sekolah :
(1) Tipe A (≥ 27 rombel) : memiliki 4 wakil kepala sekolah
(2) Tipe A1 (24-26 rombel) : memiliki 3 wakil kepala sekolah
(3) Tipe A2 (21-24 rombel) : memiliki 3 wakil kepala sekolah
(4) Tipe B (18-20 rombel) : memiliki 3 wakil kepala sekolah
(5) Tipe B1 (15-19 rombel) : memiliki 3 wakil kepala sekolah
(6) Tipe B2 (12-14 rombel) : memiliki 2 wakil kepala sekolah
(7) Tipe C (9-11 rombel) : memiliki 2 wakil kepala sekolah
(8) Tipe C1 (6-8 rombel) : memiliki 1 wakil kepala sekolah
(9) Tipe C2 (3-5 rombel) : memiliki 1 wakil kepala sekolah
c) SD tidak memiliki wakil kepala sekolah
KEPALA PERPUSTAKAAN
(Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah) Setiap sekolah/madrasah untuk semua jenis dan jenjang dapat mengangkat kepala perpustakaan, jika memiliki:
1. Tenaga perpustakaan sekolah/madrasah lebih dari satu orang, disepakati: minimal 1 orang
2. Rombongan belajar (rombel) lebih dari enam, disepakati: minimal 6 rombel
3. Koleksi minimal 1000 (seribu) judul materi perpustakaan, disepakati: minimal 500 judul
KETENTUAN KEPALA LABORATORIUM/BENGKEL
(Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Prasarana)
SEKOLAH DASAR
1. Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas.
2. Sarana laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu mendukung kegiatan dalam bentuk percobaan.
3. Setiap satuan pendidikan dilengkapi sarana laboratorium IPA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
1. Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.
2. Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan belajar
3. Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m.
4. Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.
5. Tersedia air bersih.
6. Ruang laboratorium IPA dilengkapi sarana
SEKOLAH MENENGAH ATAS
A. Ruang Laboratorium Biologi
1) Ruang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.
2) Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum satu rombongan belajar.
3) Rasio minimum ruang laboratorium biologi 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi 5 m.
4) Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.
5) Ruang laboratorium biologi dilengkapi sarana
B. Ruang Laboratorium Fisika
1) Ruang laboratorium fisika berfungsi se bagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.
2) Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum satu rombongan belajar.
3) Rasio minimum ruang laboratorium fisika 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2 . Lebar ruang laboratorium fisika minimum 5 m.
4) Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.
5) Ruang laboratorium fisika dilengkapi sarana
C.Ruang Laboratorium Kimia
1) Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran kimia secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.
2) Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum satu rombongan belajar.
3) Rasio minimum ruang laboratorium kimia 2,4 m2 /peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar ruang laboratorium kimia minimum 5 m.
4) Ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.
5) Ruang laboratorium kimia dilengkapi sarana
D. Ruang Laboratorium Komputer
1) Ruang laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.
2) Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum satu rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang.
3) Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang laboratorium komputer 30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium komputer 5 m.
4) Ruang laboratorium komputer dilengkapi sarana
E. Ruang Laboratorium Bahasa
1) Ruang laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan berbahasa, khusus untuk sekolah yang mempunyai Jurusan Bahasa.
2) Ruang laboratorium bahasa dapat menampung minimum satu rombongan belajar.
3) Rasio minimum ruang laboratorium bahasa 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang laboratorium 30 m2. Lebar mi- nimum ruang laboratorium bahasa 5 m.
4) Ruang laboratorium bahasa dilengkapi sarana
Hal hal yang menyangkut Laboratorium
1. Di SMP/SMA/SMK jika terdapat laboratorium bahasa dan atau computer dapat diakui
2. Kepala Laboratorium diakui jika :
a. Memiliki ruangan laboratorium tersendiri
b. Memiliki sarana dan prasarana sesuai SPM
c. Memiliki/menyelenggarakan administrasi laboratorium, seperti struktur
d. organisasi, buku agenda praktik, daftar inventaris/bahan lab, jadwalpemakaian ruang
e. Memiliki laboran dan atau teknisi lab
PENAMBAHAN JAM PELAJARAN
1. Penambahan jam pelajaran sesuai Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tetang Standar Isi maksimal 4 (empat) jam untuk seluruh mata pelajaran.
2. Penambahan jam pelajaran berdasarkan kepentingan siswa (peserta didik) dan dilakukan setelah melalui analisis konteks.
3. Penambahan jam pelajaran harus dimuat dalam dokumen kurikulum, memuat alasan penambahan jam diikuti perubahan jam dalam struktur kurikulum, silabus, dan RPP
Kamis, 07 Agustus 2014
Ekstrakurikuler SMA ( studi )
PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH (STUDI KASUS DI SMA )
PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH
36,22,14
(STUDI KASUS DI SMA)
ABSTRAK
Duabelas, Kelompok. 2010. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah (Studi kasus di SMA). Laporan Observasi, Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dra. Djum Djum Noor Benty, M. Pd, pembimbing (II) R. Bambang Sumarsono, S.Pd, M.Pd
Kata kunci: kegiatan ekstrakurikuler, sekolah, manajemen.
Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia, pada dasarnya pendidikan di sekolah maupun madrasah bertujuan untuk mengembangkan aspek-aspek kemanusiaan peserta didik secara utuh, yang meliputi aspek kedalaman spiritual, aspek perilaku, aspek ilmu pengetahuan dan intelektual, dan aspek keterampilan, tuntutan akan ketersediaan sumber daya manusia semakin tinggi. Dengan demikian, kualitas yang memadai dan output merupakan sesuatu yang harus dihasilkan oleh sekolah maupun madrasah sebagai satuan pendidikan yang tujuan dasarnya adalah menyiapkan manusia-manusia berkualitas, baik secara intelektual, integritas, maupun perannya dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, baik sekolah maupun madrasah harus membekali dirinya dengan kurikulum yang memadai.
Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses bvelajar mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.
Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, observer melakukan observasi di Sekolah Menengah Atas (SMA). observasi ini bertujuan untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA, diantaranya mengetahui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Kristen Petra Malang, mengetahui cara pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang, mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA, mengetahui perkembangan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA.
Observasi ini menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan informasi dari narasumber secara langsung. Adapun narasumber yang menjadi sasaran wawancara adalah kepala SMA, Wakil Kepala SMA bagian kesiswaan, serta guru pembimbing kegiatan ekstrakurikuler.
Hasil observasi menunjukkan bahwa SMA melaksanakan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya tata boga, tata busana, Karya Ilmiah Remaja (KIR), internet, listrik, kayu, Kebaktian Siswa Islam (KSI) dan olahraga (fulsal, bola voli, dan basket). Dari beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA tersebut, terdapat kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa, yaitu KSK khusus bagi siswa nasrani, tata busana dan tata busana khusus bagi siswa putri, dan listrik khusus bagi siswa putra.
Anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA diperoleh dari para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut, sedangkan pengelolaan anggarannya dilakukan oleh bendahara sekolah untuk mengatur keluar masuknya keuangan. Dalam pelaksanaannya siswa dikelompok-kelompokkan menjadi bgbeberapa kelompok yang satu kelompoknya terdiri dari lima siswa.
Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA dilakukan oleh wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, sedangkan penanggungjawab masing-masing kegiatan ekstrakurikuler adalah guru pembimbing masing-masing kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Berdasarkan hasil observasi, disarankan: (1) semua siswa yang ada di SMA wajib untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya, (2) sekolah lebih sering menampilkan bakat siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dalam ajang-ajang perlombaan agar siswa lebih aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, (3) sekolah harus mampu mengembangkan bakat yang dimiliki oleh semua siswa.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala hidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini tepat waktu. Laporan observasi yang berjudul “Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah (Studi Kasus di SMA )” dibuat guna memenuhi tugas akhir matakuliah Manajemen Peserta Didik.
Dalam penyusunan laporan observasi ini, penyusun tidak akan dapat menyelesaikannya tanpa ada pihak-pihak yang membantu. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
2. Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M. Pd selaku pembimbing I matakuliah Manajemen Peserta Didik
3. Bapak R. Bambang Sumarsono, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II matakuliah Manajemen Peserta Didik
4. Ibu Dra. I. Sri Purwaningrum selaku Kepala SMA yang telah memberi ijin untuk melakukan observasi di sekolah beliau
5. Ibu Elisa Piindari, S.Pd selaku Wakasek kesiswaan SMA yang telah bersedia menjadi narasumber dalam pelaksanaan observasi
6. Bapak/Ibu guru pembimbing kegiatan ekstrakurikuler, serta siswa siswi SMA yang telah bersedia untuk diwawancarai
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan observasi ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.
Kandangan, Nopember 2014
Penyusun
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat permohonan ijin observasi dari kampus
2. Surat keterangan observasi dari SMA.
3. Profil SMA.
4. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler SMA.
5. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler Kebaktian Siswa Islam
6. Program kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja
7. Analisis masalah ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja
8. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler KIR
9. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler listrik dan kayu
10. Analisis masalah kegiatan ekstrakurikuler listrik dan kayu
11. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler listrik dan kayu
12. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler OSIS
13. Perencanaan kegiatan ekstakurikuler internet
14. Analisis masalah kegiatan ekstrakurikuler internet
15. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Belajar, khususnya dalam pendidikan, bukanlah sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai fakta. Tetapi lebih dari itu, belajar adalah mengolah daya penalaran peserta didik sebagai bekal dasar bagi setiap warga Negara yang bertanggug jawab. Teori belajar mengatakan kepada kita bahwa proses belajar tidak terjadi dalam ruang kosong. Data ilmu pengetahuan hanya dapat diserap dalam kaitannya dengan dunia nyata, terutama bagi peserta didik muda di bangku pendidikan dasar.
Di lingkungan sekolah, peserta didik merupakan unsur inti kegiatan pendidikan, karena itu jika tidak ada peserta didik, tentunya tidak akan ada kegiatan pendidikan. Lebih-lebih di era persaingan antar lembaga pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang, sekolah harus berjuang secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan peserta didik. Tidak sedikit lembaga pendidikan yang mati karena kehabisan peserta didik. Bahkan ada ketua yayasan pendidikan yang megatakan bahwa mencari peserta didik jauh lebih sulit daripada mencari guru baru. Dikatakannya untuk mandapatkan guru baru cukup membuka lamaran, sehari sudah banyak yang datang. Sedangkan untuk mencari peserta didik, belum tentu dengan mengedarkan brosur dan memasang sepanduk peserta didik akan datang. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kegiatan pendidikan di era persaingan ini, peserta didik merupakan unsur utama yang dimenej dan dihargai martabatnya tak jauh berbeda dengan pembeli/konsumen dalam dunia usaha.
Manajermen peserta didik merupakan suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik itu masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Dalam hal ini yang diatur secara langsung oleh pihak sekolah adalah segi-segi lain yang berkaitan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik.
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah megatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Suatu sekolah terus mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimiliki oleh peserta didik. Sekolah bisa memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi tersebut. Sedangkan pengertian ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi, dan dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa. Misalnya saja olahraga, kesenian, dan berbagai macam ketrampilan serta kepramukaan.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui kegiatan pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, penyusun melakukan observasi di SMA. Dan observasi tersebut diberi judul “Pegelolaan Ekstrakurikuler di Sekolah (Studi Kasus di SMA )”.
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan di SMA dapat diketahui bahwa peningkatan kualitas lulusan SMA tidak hanya dilakukan dengan cara belajar terus menerus di dalam kelas, melainkan di SMA ini sudah menyediakan wadah yang dapat menampung bakat dan minat peserta didik. Yaitu kegiatan ekstrakurikuler, dimana kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di SMA adalah pada sore hari.
1. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, fokus permasalahan yang diteliti dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA ?
2. Bagaimana pelaksanaa kegiatan ekstrakurikuler di SMA ?
3. Apa saja macam-macam kegiatan ekstrakurikuler di SMA ?
4. Bagaimana keterlibatan peserta didik, guru dan orang tua dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA ?
1. C. Tujuan Observasi
Mengacu kepada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA.
3. Untuk mengetahui macam-macam kegiatan ekstrakurikuler di SMA.
4. Untuk mengetahui keterlibatan peserta didik, guru dan orang tua dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA
1. D. Manfaat Observasi
Hasil observasi ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMA ini merupakan kegiatan yang bisa menumbuhkembangkan potensi serta menyalurkan bakat dan minat peserta didik. Karena pada ekstrakurikuler tersebut banyak ketrampilan-ketrampilan yang diajarkan, sehingga sangat berguna bagi perkembangan serta potensi yang dimiliki peserta didik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. A. Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar-mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.
1. 1. Pengertian Ekstrakurikuler
Kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk paggi, dan dilaksanakan pada pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Kegiatan ekstrakurikuler ini sering dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, dan berbagai kegiatan keterampilan dan kepramukaan.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan sekolah yang dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimilikinya yang dilakukan di luar jam pelajaran normal.
Adapun yang dimaksud dengan manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.
1. 2. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler
Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta
1. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya
2. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas
3. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri
4. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif terhadap permasalahan sosial keagamaan
5. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil
6. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.
1. 3. Sasaran dan Prinsip Pelaksanaan
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh peserta didik di sekolah, madrasah, maupun lembaga-lembaga pendidikan nonformal lainnya, seperti pesantren. Pengelolaannya diutamakan ditangani oleh peserta didik itu sendiri, dengan tidak menutup kemungkinan bagi keterlibatan guru atau pihak-pihak lain jika diperlukan sebagai pembimbing.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilakukan di luar jam pelajaran atau di luar kelas. Kegiatan ini sebaiknya juga dilakukan lintas kelas. Namun untuk hal-hal tertentu yang berkaitan dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di kelas, maka kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dan diikuti secara tertib oleh mereka yang satu kelas dan satu tingkat.
Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler juga perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik serta tuntutan-tuntutan lokal dimana sekolah maupun madrasah berada. Sehingga ,elalui kegiatan yang diikutinya, peserta didik mampu belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang berkembang di lingkungannya dengan tetap tidak melupakan masalah-masalah global tertentu saja yang juga harus pula diketahui oleh peserta didik.
1. 4. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler
Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah diantaranya sebagai berikut:
1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Organisasi siswa di kelas merupakan tanggung jawab wali kelas masing-masing, meskipun tanggung jawab terakhir tetap ada di tangan kepala sekolah. Organisasi siswa di kelas pada umumnya sekedar disebut pengurus kelas dengan seorang ketua kelas dilengkapi dengan beberapa pengurus yang lain sesuai dengan keperluan, seperti wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Berikutnya melalui pengurus kelas dapat dilakukan musyawarah untuk membentuk pengurus siswa di sekolah berupa pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Pengurus kelas dan OSIS dalam lingkup masing-masing harus dibina oleh kepala sekolah agar mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi semua siswa. Melalui OSIS dapat disalurkan berbagai inisiatif, kreativitas, dan kemampuan memimpin dapat dikembangkan. Disamping itu, organisasi tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk mengembangkan proses belajar-mengajar agar tujuan utama orang tua dan siswa sendiri tidak disaingi oleh kegiatan-kegiatan yang dapat menghambat pencapaian tujuan berupa keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk membuat dua kepentingan yang pada dasarnya sejalan tetapi kerap juga saling mendesak itu menjadi harmonis, diperlukan kebijakan wali kelas dan kepala sekolah serta guru-guru dalam memimpin, mengarahkan, dan membimbing siswa.
Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah nilai berorganisasi, antara lain: pengalaman memimpin, pengalaman bekerja sama, hidup demokratis, berjiwa toleransi, dan pengalaman mengendalikan organisasi. Sedangkan fungsi OSIS adalah fungsi pembinaan siswa, tujuannya agar siswa nantinya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna. Dengan demikian, pembinaan siswa meliputi pembentukan kepribadian dan sikap, pembentukan pengetahuan, dan pembentukan keterampilan.
Menurut Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang (1989:126) secara umum, tujuan OSIS dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa pancasila, kepribadian luhur, moral yang tinggi, berkecakapan serta memiliki pengetahuan yang siap untuk diamalkan
2) Mempersiapkan persatuan dan kesatuan agar menjadi warga yang mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanahy air dan bangsanya
3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di sekolah dalam satu wadah OSIS
4) Menghindari siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mencagah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta kepentingan suatu golongan (dalam usaha peningkatan ketahanan sekolah).
1. Pramuka Sekolah
Dalam suatu sekolah diperlukan suatu situasi yang memungkinkan siswa mendapat kesempatan mengembangkan diri dengan program dan kegiatan yang bersifat nonformal. Salah satu bentuknya dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan pramuka sekolah yang diselenggarakan di luar jam belajar. Dengan demikian, kegiatan pramuka memungkinkan sekolah membantu siswa menggunakan dan mengisi waktu senggangnya secara berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan masing-masing.
Dengan demikian kegiatan pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan nonformal yang keanggotaannnya bersifat sukarela. Untuk itu kepala sekolah dan guru perlu melakukan usaha dalam menyadarkan dan mendorong siswa agar bersedia menjadi anggota pramuka di sekolahnya. Untuk mewujudkan kegiatan pramuka secara kontinu dan berdaya guna, setiap kepala sekolah perlu melakukan kegiatan pengendalian, antra lain:
1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai pembina pramuka yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah
2) Mengusahakan agar para pembina pramuka mendapat penataran atau Kursus Mahir Dasar (KMD) dan Kursus Mahir Lanjutan (KML)
3) Melakukan koordinasi dengan kwartir daerah pramuka atau kwartir cabang untuk membentuk Gugus Depan (Gudep) di sekolah
4) Ikut serta sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) dan tidak segan-segan untuk berpakaian pramuka
5) Membantu mengadakan alat kelengkapan gudep dan bahkan alat kelengkapan pramuka secara perseorangan melalui kerja sama dengan koperasi sekolah
6) Menyediakan diri untuk mendiskusikan program pramuka dan secara berkala mengontrol pelaksanaannya
7) Mendorong agar terwujud kerja sama dengan gugus depan dari sekolah lain.
Perhatian dan kesediaan kepala sekolah untuk ikut serta dalam kegiatan pramuka sekolah sangat besar pengaruhnya pada kelangsungan gugus depan yang sudah dibentuk. Kepala sekolah harus berusaha agar pelaksanaan pramuka di sekolahnya tidak sekedar sebagai kegiatan musiman, yang sekali waktu muncul dan untuk jangka waktu yang lama tenggelam. Namun kepala sekolah sedapat mungkin mengusahakan dan memrogramkan pramuka menjadi kegiatan yang bersifat kontinu dan berkesinambungan.
1. Olahraga dan Kesenian Sekolah
Olahraga dan kesenian sebenarnya sudah diselenggarakan dalam bentuk bidang studi yang disediakan jam pelajaran khusus. Namun untuk mewujudkan kedua bidang tersebut di luar jam pelajaran, setiap kepala sekolah sebagai pemimpin perlu menaruh perhatian, meskipun mungkin secara pribadi kurang tertarik pada salah satu atau kedua bidang tersebut. Perhatian itu dimanifestasikan dalam usaha melakukan pengendalian pelaksanaannya antara lain:
1) Menunjuk dan mengangkat guru sebagai penanggungjawab pelaksanaannya (koordinator bidang) yang bertanggungjawab kepada kepala sekolah
2) Mengusahakan agar para guru yang bersangkutan mendapat kesempatan mengikuti penataran atau kursus-kursus mengenai bidang tersebut
3) Membantu mengadakan alat kelengkapan yang diperlukan.
Diharapkan dengan kegiatan yang bersifat nonformal seperti olahraga dan kesenian ini, sekolah dapat mewujudkan hubungan manusia yang intensif. Siswa belajar menghormati keberhasilan orang lain, bersikap sportif, berjuang untuk mencapai suatu prestasi secara jujur, dan lain sebagainya.
1. Majalah Sekolah
Selain kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas, ada juga kegiatan yang bisa memuat karya siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya sering disebut dengan majalah sekolah. Majalah sekolah dapat dapat memuat berbagai karya siswa berupa prosa atau puisi dan berita-berita mengenai kehidupan sekolah. Disamping itu majalah sekolah juga dapat digunakan untuk memuat aspirasi-aspirasi siswa, termasuk saran-sarannya mengenai kehidupan sekolah. Di pihak lain, guru juga dapat memanfaatkannya untuk kepentingan menyampaikan materi-materi yang telah disampaikannya melalui proses belajar-mengajar. Materi-materi itu mungkin pula berupa pengetahuan praktis untuk meningkatkan keterampilan siswa.
Kepala sekolah dapat juga memanfaatkan majalah sekolah untuk menyampaikan berbagai peraturan dan penjelasan-penjelasan serta nasihat kepada siswa. Sedangkan bagi orang tua siswa, majalah sekolah berfungsi untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan dan kemajuan sekolah tempat anak-anak belajar. Dengan demikian tidak mustahil timbul hasrat untuk membantu sekolah, jika menemukan sesuatu yang dipandangnya patut dibantu demi kepentingan siswa.
Jelas bahwa majalah sekolah memungkinkan berlangsungnya komunikasi tertulis untuk menunjang seluruh program sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada lembaga tersebut. Dalam batas-batas kemampuan yang dimiliki majalah sekolah harus diusahakan agar terbit dalam bentuk yang menarik dan mendorong orang untuk membacanya. Untuk mendorong kontinuitas terbitnya majalah tersebut, bisa saja dipungut biaya dari para siswa namun besarannya tidak memberatkan mereka.
Dari uraian di atas jelas bahwa banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari usaha menerbitkan majalah sekolah. Manfaat itu memang tidak dapat ditunjukkan secara fisik (material) karena bersifat abstrak berkaitan dengan aspek psikologis pembacanya. Oleh karenanya, usaha menerbitkan majalah sekolah tidak dapat dikatakan sebagai suatu pemborosan.
Kepala sekolah perlu menaruh perhatian yang besar terhadap penerbitan majalah sekolah agar dapat terbit secara kontinu. Di pihak lain guru yang dipercayakan melakukan koordinasi untuk menerbitkan majalah harus berusaha menjalankan tanggung jawab sebaik-baiknya, termasuk juga menjaga agar majalah tersebut tidak disalah gunakan. Dengan kata lain, majalah sekolah harus diusahakan untuk tidak menjadi ajang menantang kebijakan pengembangan sekolah (Nawawi, 1989:185).
1. Palang Merah Remaja (PMR)
Palang Merah Remaja (PMR) adalah sebuah wadah atau organisasi pelajar yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pelayanan-pelayanan kesehatan dan medis terhadap para korban atau pasien yang membutuhkan pertolonan, baik di lingkungan internal sekolah maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Peran dan fungsi organisasi ini juga sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), dan dalam banyak hal PMR bekerja sama dengan PMI untuk mengembangkan program-program pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat.
Tujuan dikembangkannya kegiatan PMR ini adalah:
1) Membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap dan terampil dalam melakukan pelayanan kesehatan dan medis terhadap masyarakat, khususnya untuk teman di sekolah
2) Membentuk mental dan karakter peserta didik sehingga memiliki kepekaan dan solidaritas sosial yang tinggi serta siap berkorban demi kepentingan orang lain
3) Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan pada diri peserta didik sehingga senantiasa siap berbuat baik dan memberi manfaat kepada sesamanya.
Sebagai mitra, abdi dan pelayan masyarakat, PMR bisa melakukan kegiatan-kegiatan antara lain:
1) Melayani masyarakat sekolah maupun masyarakat sekitar kapan dan dimanapun dibutuhkan pada tahap pertolongan pertama
2) Mengadakan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat
3) Mengadakan pelatihan pelayanan kesehatan dan medis kepada masyarakat, baik untuk tenaga sukarelawan, anggota PMR sendiri, maupun untuk para peserta didik secara umum
4) Mengadakan penyuluhan dan bimbingan tentang tata cara hidup yang bersih dan sehat serta tata cara pengobatan beberapa penyakit ringan.
Dari semua kegiatan di atas, sekolah sebagai pengelola kegiatan pendidikan mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Dan salah satu cara yang dapat dilakukan sekolahn dalam mengembangkan potensi peserta didik adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler.
BAB III
METODE PENULISAN
1. A. Rancangan Penelitian
Untuk melakukan suatu penelitian, harus ditentukan secara cermat dan tepat rancangan atau penelitian apa yang akan digunakan. Karena dengan rancangan tersebut, penelitian akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Selain itu, juga harus memperhatikan teknik-teknik apa saja yang digunakan dalam memperoleh data dan informasi tentang hal-hal yang hendak diteliti. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan terlebih dahulu sebelum penelitian dilaksanakan.
Dalam melakukan penelitian atau observasi tentang pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA ini, untuk memperoleh data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah mencari data dengan cara bertanya langsung kepada narasumber secara lisan. Hal ini dipilih oleh peneliti karena data yang diperoleh dapat dibuktikan kebenarannya secara akurat karena diperoleh langsung dari narasumber.
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala SMA dan kepada Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bagian kesiswaan, serta kepada guru pembimgbing kegiatan ekstrakurikuler. Dalam wawancara tersebut, peneliti bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ekstrakurikuler yang ada di SMA.
Selain wawancara, peneliti juga melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh siswa di SMA, sehingga peneliti dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah tersebut.
1. B. Lokasi Penelitian
Penelitian tentang pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini dilakukan di SMA yang berada di Jalan .... Sekolah ini merupakan sekolah yang berbentuk yayasan, yang di dalamnya terdapat jenjang pendidikan mulai dari Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Khusus untuk SMA, saat ini dikepalai oleh Ibu Dra. ....
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. A. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA
Dalam sebuah kegiatan pasti diperlukan adanya pengelolaan agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Soetopo (1989:122) menyebutkan:
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan sore hari, bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan dilakanakan pagi hari, bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Sering kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam ketrampilan dan kepramukaan.
Menurut Ibu Elisa selaku wakasek kesiswaan di SMA “ekstrakurikuler adalah kegiatan yang ada di dalam program pengajaran, tetapi dalam pelaksanaannya berada diluar jam pelajaran, pada kegiatan ekstrakurikuler khususnya di SMA ini memberikan lebih pada keterampilan (skill), sebagai bekal bagi peserta didik”.
Menurut Ibu I. Sri Purwaningrum selaku kepala sekolah SMA “ekstrakurikuler adalah bentuk pengembangan diri, baik jasmani maupun rohani peserta didik, sedang pelaksanaa kegiatan ekstrakurikuler tersebut dilaksanakan diluar jam pelajaran”.
berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan diluar jam pelajaran, serta pelaksanaannya adalah sore hari, pada kegiatan ektrakurikuler ini terdapat guru pembimbing, kegiatan ekstrakurikuler ini berguna untuk megembangkan potensi, bakat, minat, serta kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
Menurut Mulyono (2008:188):
Pegelolaan kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik, baik berkaita dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.
Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA ini dikelola oleh guru-guru dari sekolah sendiri, pemilihan kegiatan ekstrakurikulernya pun juga tidak langsung ditentukan oleh guru-guru tersebut, melainkan terdapat beberapa tahapan, antara lain:
1. Jajak Pendapat
Jajak pendapat disini juga melibatkan peserta didik yang aka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut, juga melibatkan pendapat dari guru-guru. Harus dipilih kegitan ekstrakurikuler yang tidak tertinggal oleh kemajuan zaman. Hal ini merupakan tujuan jangka panjang saat melaksankan kegiatan ekstrakurikuler, Sehingga saat pemberian bekal ketrampilan, akan benar-benar bisa tersalurkan, karena masyarakat juga membutuhkannya. Selain tujuan jangka panjang tersebut, kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih juga harus diminati oleh peserta didik, sehingga saat peserta didik mengikulti kegiatan itu akan bersemangat, serta ilmu yang disampaikan akan mudah diterimanya.
1. Masukan dari siswa
Siswa dilibatkan secara langsung dalam pengambilan keputusan kegiatan ekstrakurikuler yang bakan dilaksanakan di sekolah ini. Sehingga para siswa memiliki peran yang sangat penting dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam pelaksanaan pemilihan kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan tersebut, para siswa diberi kewsempatan untuk mengutarakan pendapatnya tentang kegiatan ekstrakurikuler apa yang diminati oleh para peserta didik, sehingga kegiatan yang terpilih nantinya dapat dilaksanakan dengan baik karena sesuai dengan pilihan siswa sendiri.
1. Analisis Lingkungan Eksternal
Yang dimaksud disini adalah ketrampilan apa yang di butuhkan oleh masyarakat, seperti halnya di SMA ini, karena lokasinya yang berada disekitar pasar maka akan bermanfaat ketika pada sekolah ini terdapat ektrakurikuler listrik dan kayu serta ekstrakurikuler tataboga. Pada ekstrakurikuer listrik dan kayu bisa menghasilkan kerajinan tangan yang bisa dijual di pasar tersebut.
Ekstrakurikuler tata boga pada sekolah ini juga telah mampu menghasilkan makanan yang mampu dijual, contonya adalah pembuatan telur asin. Hasil ini sudah mampu dijual dipasar. Hal ini membuktikan bahwa pemilihan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan lingkungan eksternal juga mempengaruhi tingkat kreatifitas peserta didik.
Setelah melakukan beberapa tahapan tersebut, barulah pihak sekolah bisa menentukan ekstrakurikuler apa yang akan diadakan, tetapi terdapat juga ekstrakurikuler yang memang sudah diadakan lama di sekolah ini. Selain itu meskipun sekolah ini bercorak kristen, tetapi pihak sekolah tidak pernah membeda-bedakan antara peserta didik yang kristen maupun yang dari agama lain. Tetap terjalin solidaritas yang tinggi di dalam sekolah ini, dan dalam diri peserta didik tersebut. Hal ini terbukti dengan pemberian kesempatan beribadah bagi pesrta didik itu.
1. B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA
Kegiatan ekstrakurikuler di SMA ini dilaksanakan pada sore hari, yaitu pelaksanaannya setelah pemberian pelajaran tambahan kepada peserta didik. Pemilihan waktu pelaksanaan pada sore hari adalah agar pelaksanaan ekstrakurikuler ini tida mengurangi jam belajar- mengajar peserta didik, sehingga tdak akan mengganggu proses belajar mengajar. Karena pada intinya kegiatan ekstrakurikuer adalah dilaksanakan diluar jam pepelajaran.
Pada pelasanaan ekstrakurikuler disekolah ini terdapat pembimbing yang akan mendampingi peserta didik untuk memperoleh ketrampilan-ketrampilan serta kemampuan yang diajarkan pada kegiatan ekstrakurikuler ini. Pendamping pada kegiatan ekstrakurikuler ini adalah guru yang engajar di SMA sendiri.Sehingga pihak sekolah tidak perlu mendatangkan pembimbing dari luar sekolah, karena sudah memiliki guru-guru yang akan mendampingi peserta didik menempuh kegiatan ekstrakurikuler ini.
Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler ini pihak sekolah memberikan jadwal, sehingga antara kelas satu dengan lainnya tidak bentrok, juga diatur tingkatan dari peseta didik tersebut, mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikulernya juga tidak hanya dilaksanakan pada hari sbtu saja, melainkan dilaksanakan setiap hari senin sampai dengan hari sabtu. Yang pelaksanaannya setelah pelajaran tambahan. Pelajaran tambahan yang diberikan di SMA ini diberikan setelah jam belahar mengaajar peserta didik. Maksud dan tujuannya adalah supaya peserta didik lebih mendalami mata pelaaran tertentu yang sekirannya pada proses belajar mengajar belum mengerti dan belum paham, maka pada pelajaran tambahan ini guruakan mengulas serta memberikan pendalaman yang lebih kepada peserta didik agar materi pelajaran yang belum terserap dengan sempurna, akan dipahami dan peserta didik juga mampu mnyerap mayeri tersebut.
1. C. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA
SMA ini memiliki beberapa ekstrakurikuler yang mampu meningkatkan kemampuan serta potensi yang dimiliki oleh peserta didik, baik kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi jasmani peserta didik dan ada juga kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi rohani peserta didik. Kegiatan ekstrakurikulernya juga ada yang diwajibkan dan juga ada yang pilihan.
1. Kegiatan Ekstrakurikuler yang diwajibkan
Pihak sekolah memilih kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang memang harus diikuti oleh peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan peserta didik agar ketrampilan yang dimilikinya barmanfaat dan mampu mebjadi bekal untuknya kedepan, macam kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan adalah sebagai berikut:
1. Tata Busana
Kegiatan ekstrakurikuler tata busana ini dilaksaakan selama dua hari, yaitu hari senin dan kamis pukul 14.30 sampai dengan 16.00. Kegiatan ekstrakurikuler ini diwajibkan bagi peserta didik putri. Alasan mengapa SMA ini memilih tata busana menjadi kegiata ekstrakurikuler wajib adalah karena seorang perempuan pada akhirnya memerlukan ilmu ini saat terjun di masyarakat, meskipun peserta didik ini nantinya melanjutkan kuliah tidak pada bidang tata busana, tetapi peserta didik bisa mengambil pengalaman-pengalaman yang dinberikan dari kegiatan ekstrakurikuler ini.
Bagi peserta didik yang berada pada taraf ekonomi lemah, dan tidak mampu untuk mellanjutkan seolahnya kejenjang yang lebih tinggi, maka ketrampilan seperti ini sangat di perlukan saat peserta didik ini terun kemasyrakat.Karena meskipun peserta didik ini tidak melanjutkan pendidikan kejenang yang ledbih tinggi, akan tetapi pesereta didik ini memiliki ketrampilan yang berdaya jual dan bisa digunakan untuk menghasilkan uang dari ketrampilan tersebut.
Saat pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler ini pun juga di bagi atas ketrampilan-ketrampilan yang harus dimilki oleh peserta didik di SMA Kristen Petra Malang ini berdasarkan tingkatannya. Pembagian ketrampilan nya adalah sebagai berikut:
1) Bagi peserta didik kelas X
Pemberian ketrampilan bagi peserta didik yang masih berada di kelas X tidak akan sama dengan peserta didik yang sudah berada pada tingkatan di atasnya. Ketrampilan yang harus dicapai oleh peserta didik ini adalah harus bisa membuat rok sendiri. Pola yang diberikan pun mudah, sehingga peseta didik tidak akan kesulitan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru pendamping ini.
2) Bagi Peserta didik XI
Bagi peserta didik yang berada pada tingkatan ini adalah harus bisa membuat kemeja atau hem, tugas yang diberikan lebih sulit dari pada peserta didik yang berada pada tingkatan kelas X.
3) Bagi peserta didik kelas XII
Peserta didik didik diberi tugas untuk membuat celana. Ini tugas yang paling sulit, karena tingkatanya sudah banyak, jadi pegalaman yang diperoleh pun uga sudah banyak. Maka tidak apa-apa jika tiugas yang diberikan lebih sulit, yaitu membuat celana
Menurut Bu Elisa selaku waka kesiswaan di SMA , peserta didik yang sudah lulus dari sekolah ini diharuska sudah mampu membuat seragam sendiri.
1. Tata Boga
Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu selasa dan sabtu. Untuk hari selasa untuk peserta didik kelas XII, sedangkan hari sabtu untuk peserta didik kelas X dan XI. Kegiatan ekstrakurikuler ini diwajibkan bagi peserta didik perempuan, Menurut Bu Elisa selaku waka kesiswaan di SMA ini, seorang perempuan sebagai kodratnya akan menjadi seoarang ibu rumah tangga, maka harus bisa memasak, baik memasak sayur sebagai makanan sehari-hari maupun memasak kue basah dan juga kue kering.
Praktek memasaknya pun setiap tingkatan juga berbeda, semakin redah tingkatannya maka praktek yang dilakukan pun juga tidak terlalu sulit, pembagiannya adalah sbagai berikut:
1) Peserta didik kelas X
Praktek pada peserta didik pada tingkatan ini adalah lebih ringan yaitu peserta didik hanya dituntut untuk mebuat lauk atau sayur yang biasanya dikonsumsi dalam keseharian, contoh: memasak dengan menu lalapan, membuat sambal, dll
2) Peserta didik kelas XI
Prakteknya adalah membuat kue basah, yang dimaksudka disini adalah jenis-jenis kue yang cara pembuatannya dengan cara dikukus. Contohnya: Roti kukus, bolu, putrid ayu, puthu ayu, dll.
3) Peserta didik kelas XII
Peserta didik harus bisa membuat kue-kue kering, yang dimaksudkan disini adlah kue yang cara pembuatannya dengan cara di oven, contohnya: nastar, kastengel (kue keju).
Setelah peserta didik melakukan praktek pembuatan berbagai menu makanan tersebut, makanan-makanan itu tidak hanya dimakan oleh peserta didik itu sendiri, melainkan guru dan kepala sekolah juga diberi kesempatan untuk menyicipinya. Sehingga setelah praktek, ada beberapa perwakilan kelompok yang mengantarkan makanan ini kepada kepala sekolah dan guru, meskipun tidak dalam jumlah banyak, tetapi sudah bisa untuk dicicipi.
Sebelum praktek memasak peserta didik berada di kelas untuk memperoleh materi dari guru pendamping ekstra tersebut. Pelaksanaan nya adalah berkelompok, sehingga peserta didik didik dibentuk dalam kelompo-kelompok, jumlah anggota kelompoknya adalah 5 anak. Untuk dana yang dipakai dalam kegiatan tata boga ini adalah dari iuran tiap kelompok tersebut, ika memang buayanya tidak teralu banyak, maka pihak guru bisa menyumbang sedikit dana untuk kegiatan ini. Besarnya iuran dana adalah disesuaikan dengan menu makanan apa yang akan dimasak oleh peserta didik tersebut.dana yang tersisa bisa dititipkan kepada .... selaku waka kesiswaan, dana itu akan diberikan pada praktek memasak berikutnya.
1. Listrik dan Kayu
Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan selama dua hari yaitu hari selasa dan sabtu, untuk hari selasa diperuntukkan peserta didik kelas X. Sedangkan hari sabtu diperuntukkan peserta didik kelas XI dan XII. Kegiatan ini dibimbing oleh .... dan bertempat di ruang ketrampilan.
1) Listrik
Kegiatan ektrakurikuler ini diwajibkan bagi peserta didik laki-laki yang berada pada kelas X. Pemberian bekal ketrampilan seperti ini penting sekali, agar kelak saat terun kemasyarakat bisa dimanfaatkan. Selain itu pengetahuan tentang listrik juga digunakan saat peserta didik berada dirumah.
2) Kayu
Diberikan bagi peserta didik kelas XI dan XII. Peserta didik diberi ketrampilan untuk membuat tempat untuk tabung reaksi, hasil dari produksi ini bisa dipergunakan untuk kebutuhan laboratorium, sehingga selain mendapatkan ketrampilan tersebut, produksi yang dihasilan juga bisa bermanfaat. Selain itu juga membuat pigora yang dipergunakan untuk mading di SMA ini.
1. Kebaktian Siawa Islam (KSI)
Kegiatan ekstrakurikuler ini berhubungan dengan kebutuhan rohani peserta didik. Karena SMA ini bercorak Islam, sehingga bagi peserta didik yang beragama Kristen diwajibkan untuk mengikuti kebaktian yang dilaksnakan setiap hari jum’at. Untuk pendamping dari kegiatan ini diambilkan dari guru yang mengajar di SMA.
Banyak manfaat yang diberikan dari kegiatan ini, selain membentuk pesrta didik yang unggul dalam bidang akademik, peseta didik juga ditintut untuk menjadi insane yang beriman dan mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban nya sesuai dengan kepercayaa atau agama yang dianut.
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan
Peserta didik di SMA ini juga diberi kesempatan untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler apa yang diminati dan ingi diikuti, selain kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibka oleh pihak sekolah. Beberapa macam kegiatan ekstrakurikuler yang bisa menjadi pilihan oleh peserta didik di SMA ini adalah sebagai berikut:
1. Internet
Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan setiap hari rabu pukul 14.00-15.30. dan dibimbing oleh ..... dan bertempat di laboratorium komputer. Kegiatan ekstrakurikuler internet diberikan kepada para siswa dengan tujuan untuk mengikuti perkembangan jaman yang sangat pesat, terutama dunia tenologi dan komunikasi yang semakin maju dan diminati oleh semua kalangan, bahkan peserta didik yang duduk di bangku sekolah. Sehingga peserta didik merasa tidak ketinggalan jaman.
1. Olahraga
Ekstrakurikuler olahraga yang ada di SMA meliputi futsal, Bola Voli dan Badminton. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari karena jadwal untuk siswa putra dan siswa putri dibedakan. Untuk siswa putra dilaksanakan pada hari kamis pukul 14.30 sampai 16.00, sedangkan untuk siswa putri dilakdanakan pada hari senin pukul 14.30 sampai 16.00. Kegiatan ini dibimbing oleh .... dan bertempat di lapangan olahraga SMA. Kegiatan ekstrakurikuler ini dimaksud untuk mengembangkan bakat dan minat peserta didik di bidang olahraga serta untuk meningkatkan kesehatan jasmani peserta didik.
1. Karya Ilmiah Remaja (KIR)
Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan ekstrakurikuler baru di SMA yang dilaksanakan pada hari jum’at pukul 12.30 sampai dengan 14.00 dan dibimbing oleh ibu .... dan bertempat di ruang ketrampilan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan siswa dibidang penelitian dan penulisan karya ilmiah.
1. D. Keterlibatan Peserta Didik, Guru, Orang Tua dan Masyarakat dalam Kegiatan Ekstrakuriluler
2. Keterlibatan peserta didik
Peserta didik di SMA ini merespon positif terhadap program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini, terbukti dengan besranya minat peserta didik mengikuti ekstrakurikuler yang telah ada, baik ekstrakurikuler tersebut yang diwajibkan maupun tidak diwajibkan. Terciptanya suasana seperti ini akan mempermudah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, karena berwal dari kesukaan akan membawa pesrta didik pada prestasi yang ingin dicapai.
Peserta didik yang meyukai suatu program di sekolah tersebut, maka akan mendalami program tersebut serta belajar sungguh-sungguh untuk megerti dan mampu memiliki ketrampilan-ketrampilan serta bakat-bakat yang bergua untuk meingkatkan serta mengmbangkan kemampuan yang dimikinya. Hal ini terlihat dari hadirnya peserta didik untuk bersungguh-sungguh mengikuti serta melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru pendamping, contohnya saja saat guru pendamping ekstrakurikuler tata boga, memberikan ketrampilan membuat telur asin serta memasarkannya, peserta didik SMA ini mampu membuat serta memasarkan telur asin buatannya tersebut. Karena lokasi sekolah ini berada di dekat pasar serta didekat pertokoan, maka akan lebih mempermudah peserta didik memasarkan produk dari kegiatan ekstrakurikuer tersebut.
Kesungguhan yang dimilki oleh peserta didik di SMA ini juga terlihat saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini sering mangikuti lomba dan sempat meme
1. Keterlibatan Guru
Guru di SMA ini turut mengembagkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini, karena pendamping dari kegiata itu adalah diambilkan dari guru-guru pengajar sekolah ini sendiri. Ini mempermudah pihak sekolah untuk tidak mencari pendamping kegiatan ekstra kurikuler dari luar sekolah.
Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini akan mudah beradaptasi dan mudah menerima materi-matei ketrampilan yang diberikan oleh guru pendamping ekstrakurikuler karena guru yang mendamping ikegiatan ekstrakurikuler ini berasal dari guru-guru yang biasanya mengajar peserta didik terseut.
1. Keterlibatan Orang tua
Pihak orang tua hendaknya mendukung setiap kegiatan sekolah yang diikuti anaknya, asalkan kegiatan itu berdampak positif bagi anaknya dan tidak mengganggu prestasi belajarnya. Contohnya adalah kegiatan ekstrakurikuler, pihak orang tua juag harus aktif mengontrol kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang diiikuti oleh peserta didik tersebut. Jangan sampai peseta didik ini meminta ijin untuk mengikuti ekstrakurikuler, tetapi kenyataannya malah bermain diluar dengan teman-temannya. Hal ini tidak akan teradi jika ada pengawasan aktif dari pihak orang tua. Dukungan aktif dari pihak orng tua ini akan turut mendukunga suksesnya kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di SMA Kristen Petra Malang ini.
1. Keterlibatan Masyarakat
Masyarakat yang tinggal di sekitar SMA Kristen Petra Malang ini turut menyukseskan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini. Hal ini terlihat dari pihak masyarakat yang mau membeli produk dari kegiatan ekstrakurikuler yang ada. Ini merupakan respon positif dari pihak masyarakat yang akan menimbulkan semangat baru bagi peserta didik untuk lebih menungkatkan kemampuan serta ketrampilan yang dimilikinya, untuk memproduksi barang-barang yang diminati oleh masyarakat dan berdaya jual. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini selain mendapatkan ketrampilan-ketrampilan yang bermanfaat bagi dia saat lulus nanti, tetapi juga mendapatkan pengalaman meniliki produk yang mampu dijual dimasyarakat sekitar sekolahnya.
1. E. Kendala-kendala yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang.
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA ini tidak semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar, tetapi juga mengalami berbagai kendala-kendala. Kendala yang ada tidak terjadi pada semua kegiatan ekstrakurikuler, melainkan hanya terjadi pada sebagian kegiatan ekstrakurikuler saja. Karena sebagaian besar kebutuhan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA dapat dipenuhi oleh pihak sekolah. Kendala-kendala tersebut terjadi pada kegiatan ekstrakurikuler diantaranya:
1. Kegiatan ekstrakurikuler internet
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini kendala yang dihadapi terletak pada jumlah unit kopmputer yang ada di SMA terbatas, hal ini juga dikarenakan kurangnya dana yang dimilki sekolah untuk melengkapi kebutuhan tersebut. Jadi disini sekolah harus segera mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini karena kegiatan ekstrakurikuler ini menjadi kegiatan yang cukup penting bagi peserta didik karena seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) siswa juga dituntut untuk mengkikuti perkembangan yang terjadi selain itu kegiatan ini juga menjadi kegiatan yang paling digemari oleh banyak peserta didik.
Dengan adanya kegiatan ini juga dapat membantu kegiatan belajar mengajar siswa dimana dengan internet siswa bisa mencari materi-materi pelajaran sebagi bahan pelajaran tambahan selain materi yang diperoleh dari guru.
1. Kegiatan ekstrakurikuler kayu dan listrik
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini kendala yang dihadapi adalah terbatasnya alat-alat yang dimiliki sekolah karena mahalnya harga alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan ekstrakurikuler ini, misalnya alat bor. Meskipun sekarang ini SMA bisa melengkapi alat-alat yang dibutuhkan dengan jumlah yang terbatas. Untuk mengatasi kendala seperti ini sekolah mengambil kebijakan peserta didik dapat menggunakan alat-alat yang terbatas dengan cara bergantian.
1. Kegiatan ekstrakurikuler KIR
Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini tidak terlalu membutuhkan sarana yang harus dilengkapi , karena kegiatan ekstrakurikuler ini lebih mengarah pada penyampaian hasil-hasil pemikiran peserta didik. Kendala yang mungkin bisa terjadi ketika peserta didik akan melakukan kegitan peneliitian mungkin akan membutuhkan biaya yang mahal
Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini kendalanya juga terletak pada tempat pelaksanaannya karena jumlah gedung kelas yang ada di SMA tidak mencukupi. Akan tetapi disini sekolah mengambil kebijakan dengan menggunakan ruang kegiatan ekstrakurikuler kayu dan listrik, jadi disini satu ruangan digunakan untuk dua kegiatan ekstrakurikuler.
1. Kegiatan ekstrakurikuler tata boga
Kegiatan ekstrakurikuler ini tidak mengalami kendala yang cukup serius karena pada dasarnya alat-alat yang digunakan untuk kegiatan ini bisa dipenuhi oleh sekolah. Hanya mungkin permasalahan terletak pada pngumpulan dana yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini seperti dalam pembelian bahan-bahan makanan dimana setiap pelaksanaan kegiatan pastinya memerlukan bahan-bahan yang berbeda-beda. Meskipun sekolah ini memberikan anggaran tersendiri untuk kegiatan ini akan tetapi belum bisa juga untuk memenuhinya sehingga sekolah mengambil kebujakan dengan cara menggunakan uang iuran peserta didik itu sendiri yang kemudian akan dikelola oleh guru pembimbing.
BAB V
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Kristen Petra Malang dilaksanakan pada sore hari, yaitu pelaksanaannya setelah pemberian pelajaran tambahan kepada peserta didik. Pemilihan waktu pelaksanaan pada sore hari adalah agar pelaksanaan ekstrakurikuler ini tida mengurangi jam belajar- mengajar peserta didik, sehingga tdak akan mengganggu proses belajar mengajar. Karena pada intinya kegiatan ekstrakurikuer adalah dilaksanakan diluar jam pepelajaran.
Peserta didik di SMA ini merespon positif terhadap program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini, terbukti dengan besranya minat peserta didik mengikuti ekstrakurikuler yang telah ada, baik ekstrakurikuler tersebut yang diwajibkan maupun tidak diwajibkan. Terciptanya suasana seperti ini akan mempermudah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, karena berwal dari kesukaan akan membawa pesrta didik pada prestasi yang ingin dicapai.
Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini akan mudah beradaptasi dan mudah menerima materi-matei ketrampilan yang diberikan oleh guru pendamping ekstrakurikuler karena guru yang mendamping ikegiatan ekstrakurikuler ini berasal dari guru-guru yang biasanya mengajar peserta didik terseut.
Pihak orang tua hendaknya mendukung setiap kegiatan sekolah yang diikuti anaknya, asalkan kegiatan itu berdampak positif bagi anaknya dan tidak mengganggu prestasi belajarnya.
Masyarakat yang tinggal di sekitar SMA ini turut menyukseskan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini. Hal ini terlihat dari pihak masyarakat yang mau membeli produk dari kegiatan ekstrakurikuler yang ada. Ini merupakan respon positif dari pihak masyarakat yang akan menimbulkan semangat baru bagi peserta didik untuk lebih menungkatkan kemampuan serta ketrampilan yang dimilikinya, untuk memproduksi barang-barang yang diminati oleh masyarakat dan berdaya jual.
1. B. Saran
Mahasiswa yang terlibat dalam organisasi ekstrakulikuler bisa menambah pengalaman berorganisasi dan ilmiu pengetahuan khususnya dalam perkuliahan.
Mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan organisasi ekstrakulikuler sebagai bahan belajar mencari pengalaman berorganisasi dan ilmu yang bisa diterapkan pada perkuliahan.
Tujuan dari ini peserta didik diharapkan megatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini dilakukan agar proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam organisasi ekstrakulikuler karena telah tersedia berbagai macam ekstrakulikuler beserta tingkatannya yang disesuaikan dengtan minat dan bakat mahasiswa.
OSIS dan Pengertiannya
Pengertian, Fungsi, Tujuan Dan Struktur Osis
Sebelum lahirnya OSIS, di sekolah-sekolah tingkat SLTP dan SLTA terdapat organisasi yang bebagai macam corak bentuknya. Ada organisasi siswa yang hanya dibentuk bersifat intern sekolah itu sendiri, dan ada pula organisasi siswa yang dibentuk oleh organisasi siswa di luar sekolah.
Organisasi siswa yang dibentuk dan mempunyai hubungan dengan organisasi siswa dari luar sekolah, sebagian ada yang mengarah pada hal-hal bersifat politis, sehingga kegiatan organisasi siswa tersebut dikendalikan dari luar sekolah sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar.
Akibat dari keadaan yang demikian itu, maka timbullah loyalitas ganda, disatu pihak harus melaksanakan peraturan yang dibuat Kepala Sekolah, sedang dipihak lain harus tunduk kepada organisasi siswa yang dikendalikan di luar sekolah.
Dapat dibayangkan berapa banyak macam organisasi siswa yang tumbuh dan berkembang pada saat itu, dan bukan tidak mungkin organisasi siswa tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi di luar sekolah.
Itu sebabnya pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1972, beberapa pimpinan organisasi siswa yang sadar akan maksud dan tujuan belajar di sekolah, ingin menghindari bahaya perpecahan di antara para siswa intra sekolah di sekolah masing-masing, setelah mendapat arahan dari pimpinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur.
Oleh karena itu pembanguan wadah pembinaan generasi muda di lingkungan sekolah yang diterapkan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ) perlu ditata secara terarah dan teratur.
Betapa besar perhatian dan usaha pemerintah dalam membina kehidupan para siswa, maka ditetapkan “OSIS” sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan secara nasional. Jalur tersebut terkenal dengan nama “Empat Jalut Pembinaan Kesiswaan”, yaitu :
1. Organisasi Kesiswaan
2. Latihan Kepemimpinan
3. Kegiatan Ekstrakurikuler
4. Kegiatan wawasan Wiyatamandala
Dengan dilandasi latar belakang sejarah lahirnya OSIS dan berbagai situasi, OSIS dibentuk dengan tujuan pokok :
1. Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari berbagai macam pengaruh negative dari luar sekolah
2. Mendorong sikap, jiwa dan semangat kasatuan dan persatuan di antara para siswa, sehingga timbul satu kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar.
3. Sebagai tempat dan sarana untk berkomunikasi, menyampaikan pemikiran, dan gagasan dalam usaha untuk mematangkan kemampuan berfikir, wawasan, dan pengambilan keputusan.
Dasar Hukum berdiriri-nya OSIS
1. UU Nomor 20 Tahun 2003; tentang sistem Pendidikan Nasional
2. UU Nomor 14 Tahun 2005; tentang Guru dan Dosen
3. PP 19 Tahun 2005, tentang Standar Pendidikan Nasional
4. Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005; tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
5. Kep. Mendukbud Nomor 0461/U/1984; tentang Pembinaan Kesiswaan
6. Kep. Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/0/1992 tentang pedoman Pembinaan Kesiswaan
PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN dan STRUKTUR OSIS
Dalam upaya mengenal, memahami, dan mengelola Organisasi Siwa Intra Sekolah (OSIS) perlu kejelasan mengenai Pengertian, Fungsi, dan Tujuan serta Struktur OSIS.
Dengan mengetahui pengertian, fungsi dan tujuan serta struktur OSIS yang jelas, maka akan membantu para Pembina, pengurus, dan perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS ini sesuai dengan fungsi dan tujuannya.
1. Pengertian OSIS, meliputi :
Secara Semantis
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS.
OSIS adalah Organisasi Intra Sekolah. Masing-masing kata mempunyai pengertian :
a. Organisasi
Secara umum adalah kelompok kerjasama anatara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan
b. Siswa, adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah
c. Intra, berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan
d. Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, yang dalam hal ini Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah atau Sekolah/Madrasah yang sederajat
Secara Organis
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.
Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya dibidang pembinaan kesiswaan, arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, disamping ketiga jalur yang lain yaitu : latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasan Wiyatamandala.
Secara Sistemik
Apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai suatu sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan.
Oleh karena OSIS Sebagai suatu sistem ditandai beberapa cirri pokok, yaitu :
a. Berorientasi pada tujuan
b. Memiliki susunan kehidupan berkelompok
c. Memiliki sejumlah peranan
d. Terkoordinasi
e. Berkelanjutan dalam waktu tertentu
Fungsi OSIS
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi. Demikian pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pula beberapa fungsi dalam mencapai tujuan.
Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan,fungsi OSIS adalah :
1. Sebagai Wadah
Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan.
2. Sebagai Motivator
Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan.
3. Sebagai Preventif
Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara eksternal OSIS mampu beradaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara prepentif OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman dari luar maupun dari dalam sekolah. Fungis preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan
Tujuan OSIS
Setiap organisasi selalu memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dengan OSIS ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain :
1. Meningkatkan generasi penerus yang beriman dan bertaqwa
2. Memahami, menghargai lingkungan hidup dan nilai-nilai moral dalam mengambil keputusan yang tepat
3. Membangun landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM dalam kontek kemajuan budaya bangsa
4. Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air dalam era globalisasi
5. Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan kerjasama secara mandiri, berpikir logis dan demokratis
6. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai karya artistic, budaya dan intelektual
7. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Perangkat OSIS
Perangkat OSIS terdiri dari Pembina OSIS, perwakilan kelas, dan pengurus OSIS
1. Pembina OSIS
a. Pembina OSIS terdiri dari :
1) Kepala Sekolah, sebagai Ketua
2) Wakil Kepala Sekolah, sebagai Wakil Ketua
3) Guru, sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang dan bergantian setiap tahun pelajaran
b. Rincian Tugas
1) Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan OSIS di sekolahnya;
2) Memberikan nasihat kepada perwakilan kelas dan pengurus;
3) Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;
4) Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;
5) Menghadiri rapat-rapat OSIS
6) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS
2. Perwakilan Kelas
a. Terdiri atas 2 (dua) orang dari setiap kelas ;
b. Rincian Tugas
1) Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas ;
2) Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS;
3) Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas ;
4) Memilih pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan ;
5) Menilai laporan pertanggung jawaban pengurus OSIS pada akhir tahun jabatannya;
6) Mempertanggung jawabkan segala tugas kepada Kepala Sekolah selaku Ketua Pembina ;
7) Bersama- sama pengurus menyusun Anggaran Rumah Tangga.
3. Pengurus OSIS
a. Syarat Pengurus OSIS
1) Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2) Memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun terhadap orang tua, guru, dan teman
3) Memiliki bakat sebagai pemimpin
4) Tidak terlibat penggunaan Narkoba
5) Memiliki kemauan, kemampuan, dan pengetahuan yang memadai
6) Dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga pelajarannya tidak terganggu karena menjadi pengurus OSIS
7) Pengurus dicalonkan oleh perwakilan kelas
8) Tidak duduk dikelas terakhir, karena akan menghadapi ujian akhir
9) Syarat lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah.
b. Kewajiban Pengurus
1) Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS
2) Selalu menjunjung tinggi nama baik, kehormatan, dan martabat sekolahnya
3) Kepemimpinan pengurus OSIS bersifat kolektif
4) Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada Pembina OSIS dan tembusannya kepada Perwakilan Kelas pada akhir masa jabatannya
5) Selalu berkonsultasi dengan Pembina
c. Struktur dan Rincian Tugas Pengurus
1) Ketua
a) Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana
b) Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan
c) Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh aparat kepengurusan
d) Memimpin rapat
e) Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
f) Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan
2) Wakil Ketua
a) Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan
b) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
c) Menggantikan ketua jika berhalangan
d) Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya
e) Bertanggung jawab kepada ketua
f) Wakil ketua bersama dengan wakil sekretaris mengkoordinasikan seksi-seksi
3) Sekretaris
a) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
b) Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat
c) Menyiarkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan
d) Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan
e) Bersama ketua menandatangani setiap surat
f) Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi
g) Bertindak sebagai notulis dalam rapat, atau diserahkan kepada wakil sekretaris
4) Wakil Sekretaris
a) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris
b) Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan
c) Wakil sekretaris membantu wakil ketua mengkoordinir seksi-seksi
5) Bendahara dan Wakil Bendahara
a) Bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan pengeluaran uang/biaya yang diperlukan
b) Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan pengeluaran uang untu pertanggung jawaban
c) Bertanggung jawab atas inventaris dan perbendaharaan
d) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala
6) Ketua Seksi
a) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggung jawabnya
b) Melaksanakan kegiatan seksi yang diprogramkan
c) Memimpin rapat seksi
d) Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
e) Menyampaikan laporan, pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan seksi kepada Ketua melalui Koordinator
d. Pokok – pokok kegiatan Seksi
1) Seksi ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, antara lain :
a) Melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan agama masing-masing
b) Memperingati hari-hari besar agama
c) Mengadakan kegiatan limba yang bersifat keagamaan
d) Pengabdian sosial masyarakat
e) Pelaksanaan seni bernafaskan agama
f) Kegiatan lainnya
2) Seksi Wawasan Keilmuan, antara lain :
a) Membentuk klub Fisika
b) Membentuk klub Kimia
c) Membentuk klub Biologi
d) Membentuk klub Matematika
e) Membentuk klub Astronomi
f) Membentuk klub Ekonomi
g) Membentuk klub Informatika/Komputer
h) Kegiatan lainnya
3) Seksi Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme, antara lain :
a) Melaksanakan upacara bendera pada setiap hari Senin, serta hari-hari besar Nasional
b) Melaksanakan bakti sosial
c) Kemah kerja siswa
d) Memelihara kelestarian dan keindahan lingkungan sekolah
e) Kegiatan lainnya
4) Seksi Kepribadian Budi Pekerti dan Kehidupan berbangsa, antara lain :
a) Penerapan tata tertib sekolah
b) Penerapan sopan santun
c) Pencegahan dampak Narkoba
d) Melaksanakan tata krama siswa
e) Kegiatan lainnya
5) Seksi Keterampilan dan Kewirausahaan, antara lain :
a) Membentuk koperasi siswa
b) Membentuk UKS
c) Keterampilan menciptakan suatu barang menjadi sempurna
d) Keterampilan di bidang mekanik, pertanian, atau pertukangan
e) Kegiatan lainnya
6) Seksi Organisasi Kepemimpinan dan Demokrasi, antara lain :
a) Melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan
b) Membentuk Palang Merah Remaja
c) Membentuk jurnalistik pelajar
d) Menyelenggarakan forum diskusi
e) Membentuk klub debat
f) Kegiatan lainnya
7) Seksi Apresiasi Seni Budaya dan Daya Kreasi, antara lain :
a) Membentuk sanggar seni
b) Membentuk Vokal grup
c) Menyelenggrakan pentas seni musik, drama, tari
d) Mengadakan kegiatan fotografi
e) Kegiatan lainnya
8) Seksi Olahraga dan Kesehatan, antara lain :
a) Membentuk klub atletik
b) Menyelenggarakan klub voly, basket, sepak bola, bridge
c) Membentuk klub-klub olahraga tradisional
d) Kegiatan lainnya
Pokok – pokok kegiatan seksi tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi daerah dan sekolah masing-masing.
Langganan:
Postingan (Atom)