Rabu, 28 Mei 2014

ISLAM SANGAT MEMBENCI FITNAH

Islam Sangat Membenci Fitnah Bogor (Pinmas) —- Ada yang berbeda dalam peringatan Isra Mikraj kenegaraan tahun ini. Tidak seperti biasanya, peringatan peristiwa bersejarah dalam Islam ini dilakukan di Istana Bogor, bukan di istana negara. Hal lain yang membedakan adalah Isra Mikraj tahun ini diperingati dalam suasana politik yang cukup intens seiring semakin dekatnya penyelenggaraan pesta rakyat pemilihan Presiden Juli mendatang. Pernyataan saling dukung yang terkadang menjurus kepada black campaigne mulai terdengar dari masing-masing pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. “Islam sangat membenci fitnah dan sekaligus para juru fitnah,” demikian penegasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyampaikan amanatnya pada Peringatan Isra’ Mi’raj kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/05) malam. Hadir pada peringatan ini Wapres Boediono, bersama para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, termasuk Pelaksana Tugas Menteri Agama Agung Laksono. Tampak hadir juga, Wamenag Nasaruddin Umar, Irjen Kemenag M Jasin, Dirjen Bimas Islam Abd Djamil, dan para pejabat Esselon II Kementerian Agama. “Segala bentuk fitnah merupakan perbuatan yang sangat di benci dalam ajaran Islam,” tandasnya. Menurutnya, Islam sangat tidak mentolerir fitnah dalam bentuk apapun. Bahkan, lanjut Presiden, sering terdengar di telinga kita sebuah pesan bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Presiden SBY berharap, masyarakat Indonesia bisa mengambil hikmah peringatan Isra Mikraj dengan baik sehingga tidak terjebak pada sikap saling memfitnah karena Islam sangat membenci fitnah. “Jangan saling memfitnah, apalagi pada waktu dekat ini kita akan dihadapkan pada pemilu Capres-Cawapres 2014,” katanya. “Sekarang ini sudah mulai dirasakan kompetisi jelang Pemipihan Presiden 2014. Oleh karena itu, janganlah kita saling memfitnah, saling merusak dan saling menghancurkan. Larangan memfitnah itu sudah jelas diterangkan dalam firman Allah dalam Surah Al Hujarat ayat 6,” imbunnya. Betindak sebagai penceramah, Profesor Riset Bidang Geologi dan Geofisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Ir. H. Hery Harjono menjelaskan sejarah Isra’ Mi’raj di masa Rasulullah Saw dengan mengusung Tema: “Isra’ Mi’raj dalam Perspektif Sains dan Teknologi”. Menurutnya, pencapaian-pencapaian sains dan teknologi sampai sekarang ini, bak tangga-tangga (ma’arij) yang disusun sedikit demi sedikit dan dari generasi ke generasi hingga semakin tinggi, haruslah dimaknai bukan hanya untuk mengenal penciptaan itu sendiri tetapi lebih untuk mengenal Sang Pencipta. “Pertemuan antara pendalaman makna-makna dari sisi Syar’i dan pengungkapan fakta-fakta dari sisi sains adalah sangat penting,” jelasnya. “Mi’raj adalah sepenuhnya kekuasaan Allah Swt yang tak tertandingi,” imbuhnya. Pada kesempatan yang sama Pelaksana Tugas Menteri Agama Agung Laksono, menyampaikan apresiasinya terhadap uraian hikmah yang disampaikan Hery Harjono yang memadukan pendekatan keilmuan dan keimanan dalam mengurai makna peristiwa luar biasa yang dialami Rasulullah pada malam 27 Rajab Tahun ke 11 kenabiannya itu. “Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan kejadian yang sangat fenomenal baik bagi diri Rasulullah sendiri maupun umat Islam secara keseluruhan. Peristiwa ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk terus berusaha memahami rahasia dan makna dibalik fenomena yang secara logika tak masuk di akal,” jelasnya. “Dengan pendekatan imaniah dan ilmiah terhadap peristiwa itu, akan menepis anggapan sementara kalangan bahwa perjalanan Isra Mikraj hanyalah khayalan belaka yang tak masuk akal,” imbuhnya. Agung menambahkan, Islam mengukuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sesuatu yang sangat penting, merangkulnya sedemikian rupa hingga dapat disamakan dengan jihad bagi perjuangan dalam menemukan fenomena dan rahasia alam ini. “Islam juga memandang bahwa teknologi memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam menjalankan aktifitas dari berbagai dimensi,” tuturnya. (Arief/mkd/mkd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar